image

HNW Dorong Mahasiswa Peduli Pemilu

Kamis, 31 Januari 2019 22:15 WIB

Bertempat di ruang kerja, Lt.9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, 31 Januari 2019, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menerima delegasi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM Unila). Dalam pertemuan tersebut, Fajar Agung Pangestu Ketua BEM Unila mengatakan, menjelang Pemilu 2019, lembaga mahasiswa yang dipimpinnya mempunyai agenda Gerakan Kawal Pemilu. Dalam gerakan itu, mereka akan mengadakan edukasi, advokasi, dan pengawasan. “Dalam gerakan ini kami mendorong masyarakat jangan Golput atau tidak menggunakan hak pilihnya”, ujarnya.

Gerakan yang dilakukan, menurut Fajar juga menyasar kaum disabilitas. Mereka mengedukasi bagaimana orang tuna rungu, tuna netra, dan tuna lainnya bisa memilih pada 17 April 2019. Diungkapkan, dalam gerakan yang dilakukan, mereka menjalin kerja sama dengan BEM seluruh Indonesia dan organisasi mahasiswa serta pemuda lainnya.

Apa yang disampaikan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika itu didukung oleh HNW. “Mendukung edukasi, advokasi, dan pengawasan Pemilu yang dilakukan mahasiswa”, tuturnya. Apa yang dilakukan menurut pria yang juga menjadi Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor itu sangat penting karena masih banyak aturan yang belum dipahami oleh masyarakat. Dikatakan, pada Pemilu ini, masyarakat akan memilih Presiden, anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota. “Ada banyak Pemilu dan rakyat perlu diingatkan”, ucapnya.

Diharapkan dalam edukasi yang dilakukan mampu menyadarkan masyarakat untuk memaksimalkan peran dalam Pemilu sebab pilihan yang dilakukan menentukan masa depan bangsa. Bagi pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu memilih Presiden yang bagus itu penting namun tugas dan wewenangnya tidak boleh dibiarkan. Oleh karena itu harus ada cek and balance dari wakil rakyat. “Untuk itu harus ada kontrol dari wakil rakyat yang terukur dan teruji”, paparnya. Mahasiswa diharap juga ikut mengawal dan mengawasi perhitungan suara yang ada agar Pemilu yang berlangsung biar benar-benar Luber dan Jurdil.

HNW menyebut Gerakan Kawal Pemilu lewat edukasi, advokasi, dan pengawasan memerlukan banyak waktu dan tenaga. Untuk itu dirinya membenarkan bila BEM se-Indonesia melakukan kerja sama dengan lembaga mahasiswa dan pemuda lainnya. “Juga dengan organisasi masa lainnya”, tambahnya. Diharapkan mereka bersinergi untuk melakukan gerakan kepedulian terhadap pesta demokrasi.

Lebih lanjut dikatakan, memang sudah seharusnya mahasiswa terlibat aktif dalam agenda kebangsaan. Apalagi saat ini jumlah pemuda populasinya sangat tinggi yang kelak akan menjadi bonus demografi. Sebagai bonus dengan panen tenaga kerja dari kalangan generasi muda, maka mereka harus menunjukan kegiatan dan aktivitas yang positif dan berkontribusi pada bangsa dan negara. Untuk menciptakan generasi muda seperti itu, menurut HNW, membuat MPR melakukan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “MPR tak akan membiarkan generasi muda menyimpang dari tujuan bangsa ini didirikan”, tegasnya.