image

Gus Jazil Minta Pemerintah Lestarikan Seni Budaya Tari Topeng Cirebon

Senin, 04 Oktober 2021 16:21 WIB

JAKARTA – Indonesia dikenal dengan kekayaan aneka seni budaya daerah warisan leluhur. Salah satunya adalah Tari Topeng Cirebon. Sayangnya, aneka kesenian daerah mulai kalah pamor dibandingkan kesenian-kesenian modern. Termasuk kesenian dari luar negeri seperti drama Korea. Anak muda kini lebih gandrung dengan kesenian modern dan melupakan seni tradisional warisan leluhur.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, budaya warisan sekarang memang sudah banyak yang ditinggalkan. Padahal di dalam gerak, seperti pada Tari Topeng Cirebon, ada filosofi yang terkandung di dalamnya. ”Tapi seiring waktu, kita lebih suka budaya-budaya kontemporer seperti drakor, game online,” kata Gus Jazil usai menyaksikan pertunjukan Tari Topeng Klana Tanjak yang ditampilkan Raden Gendis Puteri Kencana, putri dari Ratu Raja Arimbi Nurtina dari Kesultanan Kanoman Cirebon di Rumah Dinas Wakil Ketua MPR, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (3/10/2021).

Karena itu, kata Gus Jazil, Pemerintah perlu menghidupkan kembali warisan budaya berupa tarian yang mengandung nilai seni budaya bangsa. ”Siapa yang bersalah dalam konteks ini? Sebenarnya kita sendiri sebagai bangsa Indonesia yang memiliki sejumlah keragaman adat budaya kerajaan itu tidak merasa bangga dengan apa yang kita punya,” urainya.

Menurutnya, bangsa ini seharusnya bangga dengan berbagai seni budaya warisan leluhur yang dimiliki. Namun terkadang, anak bangsa malah merasa minder, kecil, dan merasa budaya bangsa kita kalah unggul dibandingkan budaya bangsa lain. ”Padahal budaya kita unggul, cuma kita saja yang minder, kurang percaya diri dengan yang kita miliki,” tutur Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Dalam penampilannya, Raden Gendis Puteri Kencana tampil apik dalam peragaan Seni Tari Topeng Kelana Tanjak. Tangan dan kakinya terlihat lemas gemulai memeragakan tariannya. Gerakan kepala dengan mengenakan topeng khas Cirebon, mengikuti irama lagu, semakin menambah apik penampilannya.

Ratu Raja Arimbi Nurtina, ibunda dari Raden Gendis Puteri Kencana mengatakan, sehrausnya kita tidak perlu merasa minder dengan seni budaya bangsa. Rasa minder itu harus dikikis dengan pengenalan budaya-budaya bangsa kepada generasi penerus melalui berbagai pelatihan seni daerah,

”Pelatihan-pelatihan yang perlu didukung pemerintah setempat atau lembaga lain terkait sehingga seniman itu punya panggung. Ketika punya panggung tentunya tidak minder, akan merasa bangga, bahagia dan tentunya mau meneruskan budaya-budaya leluhur kita yang sarat makna dan filosofi,” usainya.

Karena itu, Ratu Raja Arimbi Nurtina mengajak seluruh anak bangsa untuk Bersama-sama mempertahankan budaya leluhur bangsa Indonesia sehingga bangsa kita bangga degan kebudayaan leluhur. Ikut mendampingi Ratu Raja Arimbi Nurtina, Pangeran Raja Muhammad Qodiruddin, putra mahkota Kesultanan Kanoman Cirebon.

Diketahui, Tari Topeng Cirebon adalah salah satu tarian di Tatar Parahyangan. Kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Indramayu, Jatibarang, Losari, dan Brebes. Di Cirebon, tari topeng ini sendiri banyak sekali jenisnya, dalam hal gerakan maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian tunggal, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.

Salah satu jenis tari topeng yang berasal dari Cirebon adalah Tari Topeng Klana. Tarian ini merupakan semacam bagian lain dari tari topeng cirebon lainnya yaitu Tari Topeng Kencana Wungu. Adakalanya kedua tari Topeng ini disajikan bersama, biasa disebut dengan Tari Topeng Klana Kencana Wungu.

Tari Topeng Klana merupakan rangkaian gerakan tari yang menceritakan Prabu Minakjingga (Klana) yang tergila-gila pada kecantikan Ratu Kencana Wungu, hingga kemudian berusaha mendapatkan pujaan hatinya. Namun upaya pengejarannya tidak mendapat hasil. Kemarahan yang tak bisa lagi disembunyikannya kemudian membeberkan segala tabiat buruknya.

Selain Tari Klana, Cirebon juga memiliki berbagai jenis tarian lainnya di antaranya Tari Topeng Panji, Tari Topeng Samba, Tari Topeng Rumyang, dan Tari Topeng Tumenggung. (*)


Anggota Terkait :

Dr. H. JAZILUL FAWAID, SQ., M.A.