image

Target Kemiskinan nihil 2024, Wakil Ketua MPR: Patut didukung, namun jangan sampai terjebak delusi

Kamis, 30 September 2021 20:28 WIB

Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan mendukung target pemerintah dalam menurunkan kemiskinan ekstrem hingga nol persen pada tahun 2024. Target ini harus betul-betul dijalankan melalui serangkaian aksi kebijakan yang tepat dan terukur sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Sebab, kemiskinan telah menjadi persoalan laten di negeri ini. Jumlah penduduk miskin masih berada di angka 10,14 persen atau sebanyak 27,54 juta orang. Padahal, penurunan kemiskinan adalah tujuan hakiki dari pertumbuhan ekonomi. Tidak ada gunanya ekonomi melesat, namun jurang kesenjangan dan kemiskinan meningkat.

“Saya tentu sangat mendukung target kemiskinan ekstrem nol persen pada 2024. Ini memang sudah menjadi tugas pemerintah. Turunnya angka kemiskinan adalah capaian sebenarnya dari pembangunan ekonomi. Ujung dari pertumbuhan ekonomi adalah perbaikan kesejahteraan rakyat, dan ini berarti menurunnya bahkan nihilnya kemiskinan. Meski memang, agar target ini tidak menjadi ilusif, bahkan terkesan pencitraan, pemerintah mesti melakukan serangkaian kebijakan yang terukur dan tepat arah,” ungkap Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini.

Lebih lanjut politisi senior Partai Demokrat ini berpandangan bahwa perkara kemiskinan adalah masalah laten yang harus di selesaikan. Karena itu, memberantas kemiskinan tidak bisa hanya sekadar slogan atau terbatas pada target belaka, namun harus ada aksi-aksi konkrit. Apalagi, target ini dicanangkan di era pandemi, pertumbuhan melambat, bahkan sempat terkontraksi. Wajar jika banyak pihak yang mempertanyakan kebijakan-kebijakan cara pemerintah mencapai target itu.

“Dalam banyak riset ekonomi, semakin tinggi pertumbuhan, maka kemiskinan semakin menurun. Lembaga Riset Indef, misalnya, pada  sepanjang 2015 s/d 2019, karena ekonomi mampu tumbuh  rata-rata hanya 5 persen, angka kemiskinan hanya menurun 0,42 persen. Sementara sepanjang pemerintahan SBY dari 2004 s/d 2014, angka kemiskinan mampu turun dari 16,69 persen menjadi 10,96 persen. Bandingkan dengan periode kepemimpinan Jokowi, jika di 2015 angka kemiskinan berada pada angka 11,22 persen, posisi Maret 2021 hanya mampu turun menjadi 10,14 persen. Ini tentu patut menjadi catatan dalam hal menentukan dan mencapai target pemerintah tersebut,” kata Syarief.

Karena itu, lagi-lagi Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini mengharap pemerintah betul-betul serius mengejar target yang dicanangkannya. Sebab, dengan kondisi pandemi yang menghambat aktivitas perekonomian dan menekan pertumbuhan, menihilkan kemiskinan ekstrem yang berjumlah 10,86 juta orang atau 4 persen dari penduduk pada 2024 menjadi tantangan yang teramat berat. Jangan sampai target ini hanya sekadar pencitraan belaka, atau hanya menenangkan psikologi hati  rakyat.

“Dengan tren pertumbuhan yang hanya mampu tumbuh di angka 3,31 persen pada kuartal II 2021, dan prediksi pertumbuhan di bawah 4 persen sepanjang 2021, menihilkan kemiskinan ekstrem 10,86 juta penduduk tentu hal yang teramat berat. Target ini tentu baik sekali dan mesti didukung penuh. Namun jika pemerintah hanya berhenti pada target belaka, namun tidak mampu melaksanakannya  atau tidak juga membereskan berbagai persoalan kebijakan dan dukungan untuk pengentasan kemiskinan, bisa jadi kita akan terjebak delusi. Mengharapkan sesuatu yang mungkin saja tidak akan atau sulit dicapai,” tutup Syarief.


Anggota Terkait :

Prof. Dr. H. SJARIFUDDIN HASAN, M.M, M.B.A.