image

Tes Wawasan Kebangsaan Adalah Sesuatu Yang Lumrah

Senin, 07 Juni 2021 20:25 WIB

 


Jakarta,- Dihadapan puluhan wartawan parlemen, Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan   mengaku prihatin    munculnya kegaduhan akibat Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK). Menurut Syarief Hasan pelaksanaan TWK merupakan sesuatu yang wajar, dan tidak perlu diributkan. Tetapi, semestinya  hasil TWK bukan menjadi satu-satunya penentu kelulusan pegawai KPK menjadi ASN.

Selain hasil Tes Wawasan Kebangsaan, kelulusan pegawai KPK menjadi ASN seharusnya turut mempertimbangkan komponen yang lain. Seperti, Integritas loyalitas, prestasi serta Pendidikan. Jadi bukan hanya semata-mata bergantung pada hasil TWK.

“Mestinya ada skoring yang jelas dari semua komponen, bukan hanya hasil TWK semata. Agar  tidak terjadi   kasus pegawai yang minim    prestasi diangkat menjadi ASN. Sementara pegawai lain yang prestasinya besar, memiliki Integritas dan loyalitas serta Pendidikan baik, malah tidak  diangkat menjadi ASN  karena tidak lulus TWK,” kata Syarief Hasan menambahkan.

Pernyataan itu disampaikan Syarief Hasan   saat menjadi narasumber diskusi Empat  Pilar MPR RI, kerjasama Pengurus Koordinatoriat Wartawan Parlemen    dengan Biro Humas dan Layanan Informasi  Sekretariat Jenderal MPR RI. Acara tersebut berlangsung di Media Center MPR DPR RI  Senayan Jakarta Senin, (7/6/2021). Tema yang dibahas dalam diskusi tersebut adalah  "Pentingnya Wawasan Kebangsaan bagi ASN".

Selain Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan, diskusi tersebut   menghadirkan dua pembicara lain. Yaitu, Anggota Fraksi PKB MPR RI Dr. Yanuar Prihatin dan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau Cak Nanto.

Pada kesempatan itu Syarief Hasan   mempertanyakan TWK yang dilaksanakan terhadap pegawai  KPK   didahului dengan sosialisasi atau tidak. Seperti dalam     sekolah formal,     semestinya setelah dilakukan Pendidikan,  beberapa waktu kemudian dilakukan ujian. Artinya,  apa yang sudah diberikan,  itulah yang  diujikan.

“Ada baiknya, tugas sosialisasi Wawasan Kebangsaan, itu diberikan kepada BPIP. Apalagi, Lembaga tersebut langsung bertanggung jawab kepada Presiden. Sementara Presiden adalah atasan bagi seluruh ASN,” kata Syarief Hasan lagi. 

Pernyataan serupa disampaikan Dr. Yanuar Prihatin.  Anggota MPR FPKB, ini merasa aneh saat orang meributkan masalah wawasan kebangsaan. Karena  wawasan kebangsaan itu adalah  sesuatu yang fundamental, penting,  dan hakiki bagi bangsa Indonesia. Yanuar makin bingung karena masalah wawasan kebangsaan, ini  baru diributkan sekarang. Yaitu ketika berkaitan dengan pegawai KPK.

“ASN beserta   TNI dan  Polri adalah pilar yang wajib memahami dan menghayati wawasan kebangsaan. Apa jadinya negara Indonesia bila mereka tidak menghayati wawasan kebangsaan. Demikian juga masyarakat pada umumnya,” kata Yanuar menambahkan.

Sementara itu Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengatakan, wawasan kebangsaan yang sedang diributkan  akhir-akhir, ini adalah persoalan yang sudah diselesaikan oleh para pendiri bangsa. Hanya saja, ada beberapa oknum masyarakat yang mencoba mempersoalkannya lagi, karena tidak ingin bangsa Indonesia membahas soal kemajuan.

“Inilah oknum yang tidak ingin melihat bangsa Indonesia mengalami kemajuan, sehingga mengulang-ulang persoalan yang sudah dibahas dan diselesaikan oleh para pendiri bangsa,” kata Cak Nanto lagi.


Anggota Terkait :

Prof. Dr. H. SJARIFUDDIN HASAN, M.M, M.B.A.