image

Ahmad Farhan Hamid: Dalam Sidang Tahunan MPR, Diserukan Tentang Persatuan

Jumat, 14 Agustus 2015 13:22 WIB

Dikatakan oleh anggota Lembaga Pengkajian MPR dan Wakil Ketua MPR 2009-2014, Ahmad Farhan Hamid, Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 merupakan suatu yang baru. “Saya kira ini kovensi yang patut diapresiasi tapi perlu dicari landasan hukum yang benar-benar tepat,” ujarnya saat menghadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2015, 14 Agustus 2015, di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen Jakarta. 

Dikatakan, dalam sidang tahunan itu, Presiden Jokowi bicara atas nama kepala negara, jadi merangkum, mewakili seluruh ketua lembaga-lembaga negara. Kondisi demikian diharapkan tidak ada perdebatan. Diakui secara prosedural dan kesederhanaan acara sidang tahunan bagus, yang penting semua lembaga negara menyampaikan lampiran kinerja dalam pidato Presiden sehingga akses publik untuk mengetahui kinerja masing-masing lembaga negara itu terpenuhi.

Dipaparkan oleh pria asal Aceh itu, Sidang Tahunan MPR merupakan rangkuman pemikiran MPR Periode 2009-2014 yang dicantukan dalam Tata Tertib MPR. Dirinya senang, pada 14 Agustus 2015, saat sidang, sama sekali tidak ada gambaran tentang kelompok pemerintah dan kelompok oposisi, seperti tidak terlihat KIH dan KMP. “Seruan yang dimunculkan seruan persatuan, baik dari Ketua MPR maupun Kepala Negara,” katanya. “Ini saya kira merupakan sebuah langkah yang bagus,” tambahnya.

Dirinya memberi apresiasi kepada pimpinan MPR sekarang yang meneruskan gagasan-gagasan positif dan melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam rangka perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam soal pidato Presiden, Ahmad Farhan mengatakan, Presiden hanya mengambil amat ringkas, misalnya hampir setiap laporan kinerja lembaga negara yang ia sebutkan hanya dua sampai tiga paragraf. Itu tentu tidak bisa memenuhi kehendak publik untuk mengetahui yang lebih banyak. Untuk itu disarankan secepatnya lampiran dari laporan kinerja lembaga negara segera didistribusikan ke media sehingga dapat di-publish lebih terbuka sehingga masyarakat mengetahui dengan persis bukan hanya sebatas dua sampai tiga paragraf seperti yang disampaikan oleh lembaga negara tadi.

Diakui kinerja lembaga negara secara umum bagus meski ada beberapa mungkin tidak sesederhana itu, detailnya belum terlihat. Menurutnya paling penting sekarang adalah sudah ada forum di mana tiap lembaga negara menyampaikan laporan kinerjanya, itulah laporan pertanggungjawaban pada publik selama melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada negara. “Selama ini kan kita tidak tahu, forum kenegaraan seperti ini saya kira sudah bagus,” ucapnya.

Diharapkan pada sidang tahun yang akan datang, ada perbaikan. Ahmad Farhan berpikir sesudah sidang tahunan ini pasti akan ada pandangan publik, akan ada pandangan dari pengamat, akademisi, kemudian kita persilahkan masing-masing pimpinan lembaga negara itu mendiskusikan kembali, apakah pola seperti ini diteruskan atau waktunya sedikit lebih panjang atau masing-masing lembaga negara menyampaikan secara langsung di forum terbuka seperti ini. “Paling penting begini, kondisi yang kita inginkan rasa persatuan diperkuat, keinginan untuk membangun semakin menggebu-gebu dan tak boleh ada kegaduhan,” pungkasnya.