image

Basarah : Menwa Harus Mewaspadai Perang Modern

Sabtu, 20 Februari 2016 05:50 WIB

Generasi muda Indonesia harus mewaspadai perkembangan kemajuan teknologi informasi yang makin canggih dan modern. Di satu sisi kemajuan itu dapat meningkatkan pengetahuan generasi muda. Namun,  di sisi lain kemajuan teknologi juga dapat meracuni dan merusak pikiran generasi muda bangsa Indonesia. 

Kalau diteliti,  konten berita  yang disebar melalui berbagai media,  baik perusahaan media  dunia maupun  orang dan kelompok tertentu banyak mengandung nilai-nilai yang bertentangan  Pancasila. Bisa disinyalir,  ada upaya sistematis untuk menghancurkan bangsa Indonesia,  dengan cara memasukan  budaya  asing pada  generasi muda melalui teknologi informasi. Hal inilah yang disebut sebagai perang modern. 

Pernyataan itu disampaikan Ketua Fraksi PDI Perjuangan MPR RI, saat ia menjadi salah satu pembicara pada acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Dengan Metode Pendidikan Kebangsaan / Bela Negara, pada Jumat (19/2) di Tangerang Banten.

Perang modern kata Basarah adalah perang yang tidak dapat dikenali namun dampaknya dapat rasakan.  Salah satu modusnya adalah melalui pembentukan tata nilai dunia yang bersifat universal atau transnasional dengan basis paham individualisme dan liberalisme. Di sisi lain paham radikalisme agama juga turut mengambil bagian memprogandakan nilai-nilai  radikalismenya. 

Bangsa Indonesia menurut Basarah, tengah menjadi obyek perang modern. Dimulai dari upaya menghapus memori kolektif bangsa terhadap  sejarah dan nilai-nilai  luhur bangsa Indonesia. Salah satunya dengan melakukan propagada yang menjelek-jelekan nilai-nilai  luhur warisan Pendiri Bangsa. Bahkan tidak jarang di temukan propaganda yang menjelek-jelakkan para pemimpin bangsa. 

"Propaganda itu bertujuan agar generasi muda tidak perlu  mewarisi nilai-nilai luhur bangsa dan tidak perlu menjadikan perjuangan para pahlawan sebagai teladan bagi  generasi bangsa saat ini", kata Basarah menambahkan. 

Setelah generasi muda melupakan nilai-nilai  luhur bangsanya, bahkan  sampai kehilangan semangat nasionalisme, lalu kelompok neoliberalisme dan radikalisme agama terseb memasukan dan menggantikannya dgn doktrin-doktrin mereka sendiri. 

Untuk itulah, Resimen mahasiswa  Indonesia sebagai  kekuatan generasi muda bangsa yang dididik dan dibina dengan ketrampilan ilmu pengetahuan dan keprajuritan harus mengenali dengan baik ancaman strategis bangsa Indonesia. Dan berusaha melawan propaganda nilai-nilai asing. Dan  menumbuh kembangkan nilai-nilai  Pancasila dengan  berpedoman kepada  Trisakti.  Yaitu berdaulat secara politik, berdikari di bidang ekonomi dan membangun kebudayaan yang  berkepribadian  Indonesia.