image

"Bima Suci" Beraksi Di Kapujanggan, Pengging, Boyolali

Sabtu, 08 Oktober 2016 02:00 WIB

Memasuki malam ini, Jumat 7 Oktober 2016, mendung disusul hujan turun cukup deras, mengguyur Desa Pengging, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.  Untungnya, hujan turun tak begitu lama, cuaca  di kawasan  Boyolali pun kembali cerah, namun tetap diselimuti mendung tebal.

MPR bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Boyolali, malam itu, punya hajad luhur, menggelar pertunjukan wayang kulit di Gedung Ngeksipuro Kapujanggan, Desa Pengging, akhirnya bisa berlangsung sesuai rencana. Pagelaran dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR ini menampilkan dalang Ki Dwijo Kangko, dengan lakon "Bima Suci."

Meski cuaca kurang bersahabat, namun tak mengurangi minat para pecinta wayang kulit dari berbagai pelosok Kabupaten Boyolali dan sekitarnya tetap berduyun-duyun datang ke arena pertunjukan guna menyaksikan kesenian tradisional yang sangat digemari oleh masyarakat Jawa tersebut.

Di antara masyarakat penggemar wayang itu, tampak pula para pejabat negara dan pemerintah yang hadir. Mereka adalah Ketua Badan Pengkajian MPR Dr. Bambang Sadono, serta para anggota MPR terdiri dari Endang Srikarti Handayani, SH.M.Hum., (Partai Golkar), Drs. Sirmadji, MPd., (PDI Perjuangan), dan Mohamad Toha (PKB). Dari pejabat daerah hadir jajaran Forkompimda Kabupaten Boyolali.

Pagelaran wayang ini dibuka oleh Ketua Badan Pengkajian MPR Bambang Sadono atas nama Pimpinan MPR, setelah sebelumnya mendengarkan laporan dari ketua pelaksana yang juga Kabag Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi, Biro Humas MPR Rharas Esthining Palupi, dan sambutan Bupati Kabupaten Boyolali yang diwakili oleh Camat Banyudono Rita Puspitasari.

"Wayang merupakan salah satu metode sosialisasi Empat Pilar, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Rharas dalam laporannya selaku ketua pelaksana pagelaran wayang di Boyolali ini. Malam ini, kata Rharas, sosialisasi menyasar ke masyakarat melalui pelestarian kesenian daerah. 

Ketua Badan Pengkajian MPR Bambang Sadono menyatakan, sosialisasi Empat Pilar ini masih perlu dilakukan. Mengingat sudah sekian lama Pancasila tidak lagi diajarkan di masyarakat, dan tidak lagi menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah, sehingga banyak menimbulkan keluhan di tengah masyarakat. Nah, MPR adalah lembaga satu-satunya mendapat amanat untuk melakukan sosialisasi ini.

Tapi, menurut Bambang Sadono, kalau hanya MPR yang melaksanakan sosialisasi maka tak akan bisa maksimal. Maka, MPR telah melakukan kajian, yang kesimpulannya, perlu lembaga khusus untuk melaksanakan sosialisasi Empat Pilar ini. Jadi, semacam BP-7 masa Orde Baru, dengan pemasyarakatan P-4.

Untuk masyarakat Boyolali, menurut Bambang, memang dipilih metode pagelaran kesenian daerah, wayang. Karena, menurut Bambang, untuk masyarakat Boyolali khususnya dan Jawa Tengah umumnya, memang lebih pas sosialisasi melalui pagelaran wayang kulit. Karena dilaksanakan dengan santai, tidak tegang.

"Melalui kesenian wayang bisa mendengarkan musik, bisa melihat sinden, bisa menyaksikan ketrampilan dalang dalam memainkan wayangnya," kata Bambang. Dan, dalang, menurut anggota DPD asal Jawa Tengah, mempunyai ketrampilan berkomunisasi yang mumpuni. "Sehingga pesan-pesan yang disampaikan melalui dalang mudah diserap masyarakat," katanya.

Pagelaran wayang ini sengaja memilih lakon Bima Suci. "Karena lakon ini sangat sesuai dengan situasi yang cukup memprihatinkan sekarang ini," kata Bambang Sutoyo, tokoh masyarakat Boyolali yang juga banyak memberikan masukan untuk pertunjukan wayang di Boyolali ini.

Menurut mantan Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah yang juga pernah menjabat Ketua DPD Golkar Jawa Tengah, tokoh Werkudoro (Bima) dalam cerita wayang digambarkan sebagai pribadi yang tegas, jujur, dan berani. Karakter Werkudoro, menurut Bambang Sutoyo, tidak suka membeda-bedakan dan dia melakukan sesuatu karena dia melihat adanya ketimpangan.

Dalam kaitannya dengan Empat Pilar, jelas Bambang Sutoyo, perilaku Werkudoro mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar.