image

Fraksi PKS Di MPR Peringati Hari Sumpah Pemuda

Rabu, 28 Oktober 2015 18:42 WIB

Dikatakan oleh Ketua Fraksi PKS di MPR, TB Soenmandjaja, Sumpah Pemuda merupakan momentum yang luar biasa. Semua tak menduga para pemuda masa lalu berkomitmen untuk menyatakan satu Indonesia.

Berangkat dari momentum tersebut Fraksi PKS di MPR menggelar seminar kepemudaan dalam membangun NKRI pada hari yang bertepatan dengan Peringatan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2015. "Mari mensyukuri dan melanjutkan serta mengaktualisasikan semangat Sumpah Pemuda 1928," ujar Soenmandjaja saat memberi sambutan dalam seminar yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya itu.

Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman, dalam sambutan menuturkan bila kita bicara soal Sumpah Pemuda hal demikian tak bisa dilepaskan dari perjuangan sebelumnya. Perjuangan sebelumnya yang terjadi adalah perjuangan fisik yang sifatnya lokal.

Selepas perjuangan dengan corak demikian timbul kesadaran baru untuk melanjutkan perjuangan dengan corak yang lebih teroganisasi dan sistematis serta tak sekadar wilayah yang sifatnya lokal. Dari corak perjuangan ini, lahirlah Sarekat Dagang Islam.

Lahirnya Sarekat Dagang Islam disebut Sohibul Iman sebagai moment pertama dengan kesadaran baru dengan corak perjuangan yang teroganisasi dan sistematis. Selepas lahir Sarekat Dagang Islam, lahirlah Budi Utomo, Muhammadiyah, dan lain sebagainya.

Sumpah Pemuda dikatakan Sohibul Iman sebagai lahirnya momentum di mana bangsa Indonesia memiliki sebuah kesadaran. Ada kesadaran bahwa bangsa ini memiliki tutorial yang tak sekadar di mana dirinya berasal.

Semua keragaman dan perjuangan masa sebelumnya itu menggumpal dalam Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda menurut Sohibul Iman dikatakan sebagai penegasan tentang indentitas kita sebagai Indonesia. Bila sebelumnya menyebut Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond maka selanjutnya melebur dalam satu Indonesia.

Sumpah Pemuda dikatakan oleh Sohibul Iman sebagai tonggak yang penting karena sebuah momentum seperti bola salju dan selanjutnya 17 tahun kemudian Indonesia merdeka.

Sohibul Iman menyebut kita harus mencatat bahwa perjuangan bangsa merupakan subangsih semua elemen masyarakat. Ditegaskan bahwa nation building bangsa ini dibangun oleh seluruh masyarakat.

Hal demikian menurut Sohibul Iman disebut sebagai modal sosial. Dikatakan, tak ada bangsa besar yang tak memiliki modal sosial. Lebih rinci yang dimaksud modal sosial adalah, rasa memiliki bangsa, mempunyai tujuan sama, dan saling percaya.