image

JJ Rizal: Generasi Muda Alami Krisis Kepahlawanan

Senin, 14 November 2016 15:40 WIB

Tiap saat kita selalu bertanya, apakah generasi muda kita masih mewarisi nilai-nilai kepahlawanan. Pertanyaan itu tidak gampang untuk menjawabnya. Karena realitasnya, jangankan yang muda, yang tua saja sudah tidak memiliki dan mewarisi nilai-nilai kepahlawanan. 

Buktinya, sangat susah mencari sosok dari golongan tua yang bisa menjadi tauladan bagi generasi muda. Jangankan masyarakat umum, bagi para pemimpin saja, mereka tidak mengingat lagi pahlawannya. Misalnya saja, ada pemimpin yang salah menyebut tempat kelahiran Presiden Soekarno. 

Pernyataan itu disampaikan sejarawan Universitas Indonesia (UI)  JJ Rizal saat menjadi narasumber diskusi Empat Pilar MPR yang berlangsung di press room parlemen, pada Senin (14/11). Bersama  anggota MPR RI FPKB KH. Jazilul Fawaid  MAg keduanya membahas tema  Implementasi Hari Pahlawan dan Mengenali Kembali Jati Diri Bangsa.

Ketidak pahaman mereka terhadap para pahlawan, membuat mereka tidak berprilaku, bersikap dan berfikiran sebagaimana pahlawan, salah satunya Sokarno.  

"Bagaimana mereka bisa mewarisi jiwa kepahlwanan kalau pahlawannya sendiri tidak mereka kenali", kata JJ Rizal menambahkan. 

Karena kesulitan mencari tauladan dari orang yang masih hidup, menurut JJ Rizal, sebagian  orang mencoba menghidupkan  orang mati untuk menjadi tauladan. Mereka inila yang digali pemikiran dan kehidupannya agar bisa ditauladani oleh generasi muda. 

"Yang  pasti kita   prihatin, karena generasi muda kita mengalami krisis kepahlawanan. Mereka tidak bisa mengambil ketauladanan dari orang-orang yang sekarang masih hidup", kata Rizal menambahkan. 

Sementara  KH. Jazilul Fawaid S.Q., M.A. antara lain mengatakan, antara hari pahlawan dan hari Santri 22 Oktober, memiliki kaitan yang sangat   erat. Pada 22 Oktober dikobarkan semangat jihat, dan 10 November arek Surabaya melawan penjajahan. Karena itu tidak salah jika heroisme dan kepahlawanan dikatakan bernula dari kesantrian. 

Pancasila menurut Jazilul merupakan karya original dari Islam nusantara. Karena itu antara Islam dan Indonesia tidak bisa dipisahkan. Apalagi Islam di Indonesia tidak sama dengan Islam di Saudi, Arab atau Mesir. Karena Islam di Indonesia sudah melalui akulturasi budaya. 

"Agar Indonesia maju, Islamnya harus maju terlebih dulu. Agar Islam maju, maka majukan dulu nilai-nilai pancasila", kata Jazilul menambahkan.