image

Kemah Sosialisasi Empat Pilar: Merawat Indonesia

Sabtu, 23 September 2017 19:25 WIB

"Apa yang kita hadapi sekarang berbeda dengan yang dihadapi   dahulu. Yang tak berubah adalah ancaman terhadap negara,” ujar Dr. H. M. Fariz Al Fauzi, S.T., M.M., anggota MPR Fraksi Partai Hanura, di Ungaran, Jawa Tengah, Sabtu siang (23/9/2017). Berbicara sebagai narasumber pada kegiatan Kemah Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang diikuti 200 anggota Pramuka Kwarda  Kota dan Kabupaten Semarang, Fariz menyatakan, melihat situasi dan kondisi Indonesia punya potensi untuk terjadinya perpecahan.

Fariz memberi argumen, Indonesia  adalah negara besar dan luas, di dalamnya terdapat 1.340 suku bangsa dengan 2.500 bahasa, dan memilki enam agama. Karena berbeda-beda dan beragam maka Fariz menilai, Indonesia rentan untuk dipecah belah. Tapi, terbukti sampai hari ini Indonesia tetap utuh, dan tak bisa dipecah-belah.  Kenapa?  Karena Indonesia punya perekat yang namanya Pancasila.

Ia lalu membanding dengan negara-negara di Timur Tengah. Di kawasan jazirah Arab ini tidak banyak perbedaan, dari segi bahasa sama, suku satu keturunan, tapi mereka terpecah menjadi  puluhan negara  kecil. Sedangkan Indonesia, meski banyak suku, ribuan bahasa, beragam agama, tapi kita bersama-sama berada dalam sebuah negara yang bernama Republik Indonesia.

“Kita masih tetap bertahan sebagai sebuah negara kesatuan benar-benar anugerah Allah,” kata Drs. Wahidin Ismail, yang juga narasumber sesi pemaparan materi Kemah Sosialisasi tersebut. Alasan anggota Lembaga Pengkajian MPR ini juga sama dengan Fariz. Bahwa Indonesia adalah negara besar dan luas, dan dibatasi oleh tiga zona waktu. “Kita tetap bertahan karena kita punya pengikat yang namanya Pancasila,” kata Wahidin Ismail, putera kelahiran Aceh lama tinggal di Papua ini.

Meski berbeda, menurut Fariz, semua orang Indonesia punya hak sama untuk bisa menjadi penguasa, jadi Presiden, Gubernur, atau pun Bupati. “Inilah Indonesia,” ungkap Fariz. Untuk itu, baik Wahidin maupun Fariz berharap agar para peserta yang akan menerima warisan untuk merawat negara ini agar belajar bersungguh-sungguh dan maksimal. “Mumpung masih muda,” kata Fariz.