image

Kabiro Humas: Sosialisasi 4 Pilar Bisa Lewat Novel

Senin, 14 September 2015 16:50 WIB

Pada 14 September 2015, di Ruang Pressentasi Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakata, digelar bedah buku. Buku yang dibedah kali ini adalah Novel Karya Belinda Gunawan yang berjudul Novel Dalam Sastra Indonesia, Kini & Masa Depan Lewat Potret Rahasia Evalina.

Novel tersebut dalam acara itu dibedah oleh anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar, Popong Otje Djundjunan, Novelis Maman Suherman, dan pengarang novel itu sendiri, Belinda Gunawan.

Kepala Biro Humas Setjen MPR Ma’ruf Cahyono dalam sambutan acara mengatakan, acara bicara dan bedah buku merupakan salah satu varian kegiatan MPR yang juga untuk mempublikasikan tentang nilai-nilai 4 Pilar MPR, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Terkait dengan tugas MPR yang menurut UU. NO. 17 Tahun 2014 yakni memasyarakatkan 4 Pilar. Oleh karena itu menurut Ma’ruf sangat relevan untuk menyampaikan pesan-pesan moral dari nilai-nilai 4 Pilar lewat kegiatan itu.

Salah satu komitmen MPR melalui wewenang dan tugas yakni memiliki visi yang cukup bagus tak hanya menempatkan diri sebagai organ tata negara tetapi juga menjadi rumah kebangsaan. Dari sinilah maka MPR mempunyai posisi strategis untuk pengawalan nilai-nilai ke-Indonesia-an. Untuk itu posisi MPR adalah mewadahi seluruh elemen masyarakat. Dari sini maka tak ada lembaga selengkap MPR. DPR mempunyai tugas tersendiri, demikian juga DPD.

Para pendiri bangsa memang membentuk MPR sebagai rumah rakyat. MPR diharapkan menjadi tempat menampung seluruh pikiran dan aspirasi rakyat, pikiran ke depan yang lebih baik dengan tetap berlandaskan 4 Pilar.

Dalam soal bedah buku, Ma’ruf menerangkan, acara itu merupakan sangat bagus dan relevan untuk membumikan nilai-nilai 4 Pilar oleh para penulis. Meski metode sosialisasi sudah banyak dan beragam.

Novel yang memiliki segmen anak muda bagi Ma’ruf merupakan media yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan moral tentang ke-Indonesia-an, juga memberi kesadaran kepada masyarakat tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ma’ruf mengharap kepada penulis dalam berkarya memunculkan pesan-pesan moral untuk memperkokoh karakter bangsa sehingga memberi kontribusi dalam pembentukan dan pembangunan karakter. Sasaran yang ingin dicapai tidak hanya dikursus namun juga membangun pola pikir