image

Ketua MPR: Tantangan Kita Bukan Lagi Soal Perbedaan

Sabtu, 22 Agustus 2015 12:12 WIB

Saat memberi sambutan di Kongres Pemuda Katolik XVI, Batam, Kepulauan Riau, 22 Agustus 2015, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan dalam masa Orde Baru banyak keberhasilan pembangunan fisik dan mental namun setelah ada era reformasi, banyak hal yang bagus diganti seperti BP7 dibubarkan.

Lebih lanjut dituturkan, bangsa ini sudah berumur 70 tahun. Tujuh puluh tahun yang lalu, pendiri bangsa sudah sepakat membangun konsensus bersama.

Dalam konsensus itu disepakati bahwa tak boleh ada yang tertinggal dalam soal pembangunan. Setiap rakyat, apapun suku dan agamanya, berhak hidup bebas, tak ada yang membedakan satu dengan yang lain.

Oleh sebab itu isu-isu mengenai suku dan agama tak boleh didengungkan kembali. Tugas MPR mensosialisasikan hal ini. Ini penting sebab bangsa ini tak boleh mundur. "Tantangan kita bukan lagi soal keberagaman," ujarnya. "Keragaman merupakan anugerah Tuhan," tambahnya.

Perbedaan menurut Zulkifli merupakan sarana untuk saling mengenal dan untuk bisa saling bekerja sama," itu yang harus kita kembangkan," ujarnya.

Diakui dalam era reformasi ini bangsa ini kehilangan roh kebangsaan. Dalam era sekarang, semua pihak ingin menang-menangan sehingga semua cara dilakukan. Untuk itu Zulkifli meminta Pemuda Katolik tidak meniru cara-cara yang kebablasan di mana dalam setiap kongres atau muktamar selalu ribut.Ketua MPR: Bukan Power Sharing Tapi Responsibility Sharing

Saat memberi sambutan di Kongres Pemuda Katolik XVI, di Batam, Kepulauan Riau, 22 Agustus 2015, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengakui bangsa ini sekarang mengalami krisis ekonomi dengan anjloknya mata uang rupiah. Kondisi ini disebut lebih berat dibanding tahun 1998. Untuk itu Zulkifli meminta kita tak boleh memandang remeh apalagi krisis ini dianggap bukan apa-apa.

Dikatakan sekarang sudah banyak pengusaha yang mengeluh akan usaha mereka dan terancam mem-PHK separuh pegawainya.

Diungkapkan, selama ini para politisi lebih sibuk dengan power sharing. Untuk mengatasi krisis ekonomi, Zulkifli meminta kita mengakhiri soal power sharing namun lebih memprioritaskan responsibility sharing. "Tanggung jawab bersama untuk mengatasi krisis," ujarnya.

Bagi Zulkifli kalau kita bersama, beban seberat apapun bisa diatasi."Saatnya kita bersatu bukan lagi bertengkar dan gaduh," tegasnya.