image

Mahyudin Tanam Perdana Kelapa Sawit Di Areal Pertanian Kutai Timur

Kamis, 23 Juni 2016 10:30 WIB

Kutai Timur- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin didampingi Bupati Kutai Timur Ismunandar, Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang, Ketua DPRD Kab. Kutai Timur Mahyunadi dan Dandim Kutai Timur menanam perdana kelapa sawit milik kelompok tani Bukit Khayangan di areal 300 ha di desa Singa Gembaran, kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kamis ( 23/6 ).

Dalam kesempatan itu Mahyudin yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia ( HKTI ) mengatakan bahwa dirinya menyempatkan diri mengunjungi areal pertanian rakyat  di bukit Khayangan untuk melihat, mengapresiasi dan mendukung kiprah para petani dalam mengembangkan areal pertaniannya.

Indonesia saat ini, lanjut Mahyudin, belum swasembada pangan. Sebagian besar pangan masih import bahkan sampai daging sapi masih import.  Padahal Indonesia adalah negara sangat subur.  Indonesia kaya akan sumber daya alam. Indonesia memiliki iklim yang sangat baik untuk pertanian.

Dengan lahan yang sangat luas sayangnya belum optimal di berdayakan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian seperti jagung, singkong dan bahkan bisa dipadukan antara perkebunan sawit dan ternak.

"Hal tersebut harus mendapat perhatian lebih.  Saya sering ingatkan menteri pertanian agar lebih sungguh-sungguh membangun pertanian Indonesia supaya kedaulatan pangan betul-betul terealisasi," katanya.

Diutarakan Mahyudin, banyak sebenarnya kendala yang mengambat kemajuan pertanian Indonesia menuju kedaulatan pangan antara lain soal sumber daya manusia, dan kesulitan permodalan yang sering dialami para petani.

"Untuk itulah pembentukan kelompok-kelompok tani bisa mengatasi masalah permodalan hal ini tentu saja harus mendapatkan dukungan pemerintah daerah," imbuhnya.

Mahyudin melihat areal pertanian di Kutai Timur sangat berpotensi besar tidak hanha untuk ditanami kelapa sawit tapi juga tanaman lain yanng bernilai jual tinggi seperri singkong gajah sebagai bahan baku industri tapioka.

Untuk kelapa sawit, Mahyudin berharap agar Indonesia tidak lagi mengekspor dalam bentuk CPO tapi bisa diolah  menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi.  Jangan sampai Indonesia hanya dijadikan penyedia bahan mentah saja tapi harus memikirkan teknologi untuk mengolahnya menjadi produk jadi./der