image

Pancasila Adalah Sumber Persatuan

Jumat, 07 Agustus 2015 16:42 WIB

Amandemen terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membuat kesesuaiannya dengan Pancasila menjadi berkurang. Padahal,  dulu saat disusun, antara Pancsila dan UUD NRI Tahun 1945 mengandung kesesuaian yang sangat baik. Karena saat itu, nilai-nilai Pancasila benar-benar dijabarkan secara luas dan menjadi landasan dalam menyusun  UUD 1945. 


Namun, setelah dilakukan perubahaban, kesuaian UUD 1945 dengan Pancasila malah menjadi berkurang. Beberapa diantaranya bahkan mulai menjauh dari nilai-nilai pancasila. Kondisi tersebut makin mengkhawatirkan  karena ditataran Undang-undang, sudah banyak dihasilkan UU yang bertentangan dengan Pancasila. 


Pernyataan itu disampaikan Ketua Badan Pengkajian MPR Bambang Sadono SH. MH ketika menjadi pembicara pada acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat. Acara tersebut berlangsung di Ruang Presentasi perpustakaan MPR, pada Jumat (7/8).   Acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat tersebut membedah buku berjudul Revolusi Pancasila karya Yudi Latif. Ikut hadir pada acara tersebut Sekjen MPR Drs. Eddie Siregar M. Si dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat MPR Ma'ruf Cahyono SH, MH


Salah satu contoh makin jauhnya nilai-nilai  Pancasila dengan UU menurut Bambang  adalah munculnya kericuhan pada kasus calon tunggal pilkada serentak.   Mestinya munculnya calon tunggal tidak perlu diributkan, bahkan bisa segera dilantik. 


"Karena memang yang siap cuma satu dan yang lain  tidak ada. Cuma karena kita meniru demokrasi Amerika sehingga dikatakan tidak boleh dan harus ada calon minimal dua pasang", kata Bambang menambahkan. 


Buku berjudul Revolusi Pancasila karya Yudi Latif menurut Bambang sangat bagus. Persoalannya bagimana menjadikan buku itu sebagai pemikiran bersama untuk melakukan perubahan ke arah Indonesia yang lebih baik. 


"Buku ini hanya bisa diterapkan kalau ada perubahan UUD. Untuk itu dibutuhkan persetujuan  minimal lima orang ketua partai besar agar mau menyetujui perubahan UUD", kata Bambang lagi. 


Sementara Yudi Latif sendiri pada kesempatan tersebut lantara lain mengatakan, buku berjudul Revolusi Pancasila merupakan pemikiran tentang bagaimana meradikalisme Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Jadi bukan sekedar  memaknai revolusi yang terlanjur mengerikan, seperti yang biasa ditemukan di tengah masyarakat.  


Upaya meradikalisme nilai-nilai Pancasila kata Yudi sangat penting.  Apalagi di tengah ancaman perpecahan yang terus mengintai persatuan Indonesia. Dengan meradikalisme Pancasila diharapkan keberagaman yang ada di Indonesia tidak menyebabkan perpecahan. 


"Tidak mungkin kekayaan keragaman yang ada di indonesia bisa berbuah persatuan jika mereka tidak memiliki satu  alasan untuk bersatu, dan alasan persatuan itu adalah Pancasila", kata Yudi Latif menambahkan.