image

Anggota MPR: Rekam Jejak Jenderal TNI Andika Perkasa Baik, Semoga Bisa Tetap Menjaga Persatuan, Kesatuan dan Kedaulatan NKRI

Senin, 08 November 2021 17:27 WIB

 

Jakarta – Anggota MPR  Fraksi Golkar Dave Akbarshah Fikarno Laksono mengungkapkan bahwa DPR RI, pagi ini, Senin (8/11/2021) dalam Rapat Paripurna Masa Persidangan II Tahun Sidang 2021-2022, yang digelar di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/11/2021) telah menyetujui pengangkatan Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI).

“Setelah disetujui DPR, tinggal menunggu jadwal Presiden untuk melantik beliau.  Walaupun banyak pihak yang mempertanyakan karena masa dinasnya hanya tinggal 3 bulan atau 400 hari lagi, namun saya rasa bukan berarti Jenderal Andika tidak mampu menjalankan tugas dan fungsi sebagai Panglima,” katanya.

Masyarakat, lanjut Dave, jangan melihat masa dinasnya saja yang hanya tersisa 13 bulan.  Tetapi, lihatlah nanti apa yang akan diperbuat dan dihasilkan Jenderal Andika sebagai Panglima dalam jangka waktu singkat itu.

“Jika beliau memiliki konsep dan visi yang jelas, saya yakin akan bisa berbuat banyak untuk TNI.  Akan tetapi, walaupun memiliki waktu Panjang misalnya 3 tahun, namun tidak memiliki konsep visi misi dan juga tidak memiliki wawasan yang luas, tidak akan bisa berbuat apa apa untuk TNI dan negara,” ucapnya.

Keyakinan Dave, diakuinya muncul saat Jenderal Andika menjalani Fit and Proper Test sebagai Panglima TNI oleh  Komisi I DPR, Sabtu (6/11/2021). “Dalam uji kelayakan tersebut, Jenderal Andika memaparkan visi misinya dengan judul ‘TNI Adalah Kita’.  Saya menilai judul yang dibawakannya sederhana, tetapi memiliki makna yang dalam juga nilai yang luas di mana sebagai sesama WNI, sebangsa dan setanah air, kita memiliki kewajiban yang sama untuk menjaga persatuan, kesatuan kita dan juga kedaulatan NKRI,” ujarnya.

Hal tersebut disampaikan Dave, saat hadir dan menjadi narasumber dalam acara Diskusi Empat Pilar MPR RI dengan tema ‘Panglima TNI Baru dan Tantangan Ketahanan NKRI’ kerjasama MPR dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen, di Media Center MPR/DPR/DPD, lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/11/2021).  

Hadir sebagai narasumber anggota MPR RI F-PKS/Wakil Ketua Komisi I DPR Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, M.Si dan Pengamat Militer Universitas Kristen Indonesia (UKI) Sidratahta Mukhtar serta para wartawan media cetak, online dan elektronik sebagai peserta.

“Menurut saya, masyarakat mesti mendukung dan mendorong beliau untuk lebih konsen terhadap hal-hal yang menjadi tantangan beliau kedepan, diantaranya isu-isu hankam yang paling berat saat ini adalah masalah Papua.  Mengingat ancaman dan juga serangan secara militer masih terus terjadi. Berarti masih ada yang mensuplai senjata, peluru dan juga termasuk penyedia dana yang membuat permasalahan ini berlarut-larut tak ada hentinya,” paparnya.

Tantangan lainnya, lanjut Dave, adalah bidang teknologi.  “Tak dipungkiri teknologi semakin maju, kebutuhan kita untuk memiliki peralatan tempur yang berteknologi bagus harus ada.  Ini harus diperhatikan, sebab tehnologi hari ini itu sudah jauh berbeda dengan teknologi 2008. Kemampuan drone contohnya. Drone saat ini, bisa terbang selama berpuluh-puluh jam, bisa memiliki senjata yang akurasinya sampai dengan 100 persen.  Itulah yang kita harus kita milki dan kembangkan, untuk mengatasi minimnya peralatan tempur kita.  Kita juga mesti meningkatkan kemampuan SDM, serta berani investasi di research and development,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Abdul Kharis Almasyhari mengatakan bahwa banyak harapan rakyat kepada Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI untuk hadir mempertahankan dan memperkuat kedaulatan negara.  

“Seperti ketegangan dan gesekan dua poros kekuatan besar yakni Amerika Serikat dan China di laut Natuna Utara (laut Cina Selatan) dan Indonesia ada di tengah-tengahnya.  Di situ kedaulatan negara dipertaruhkan.  Saya membaca, pengangkatan Jenderal Andika adalah langkah cerdik Presiden Joko Widodo untuk memberikan keseimbangan, kekuatan pengaruh di Natuna Utara itu.  Saya lebih suka menggunakan istilah Indonesia ingin melakukan peran menjaga kedekatan yang sama terhadap 2 poros kekuatan yang sedang bermain atau yang sedang sama-sama adu pengaruh di Natuna Utara tersebut. Pertanyaannya, apakah Jenderal Andika dengan kekuatan diplomasinya dan performa yang sangat bagus, mampu menjalankan peran tersebut.  Saya memiliki keyakinan beliau akan mampu,” terangnya.

“Intinya, saya menaruh harapan besar terhadap terpilihnya Jenderal Andika untuk kemajuan penyelesaian permasalahan-permasalahan di Papua, kemudian di Pasifik dan lain sebagainya,” tandasnya.


Anggota Terkait :

DAVE AKBARSHAH FIKARNO, M.E.