image

Di Hadapan Para Muballigh, Zulkifli Hasan: Tak Perlu Diragukan Peran Ummat Islam Pada Bangsa dan Negara

Kamis, 09 Desember 2021 16:15 WIB


“Tidak perlu diragukan lagi peran ummat Islam dalam perjalanan sejarah bangsa”, ujar Wakil Ketua MPR Dr (HC) Zulkifli Hasan SE., MM. Ungkapan yang demikian disampaikan saat dirinya menjadi pembicara utama dalam ‘Seminar Nasional Kebangsaan Muballigh Indonesia’ yang bertema ‘Mengokohkan Jatidiri Kebangsaan Muballigh Indonesia’. Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, 9 Desember 2021.

Lebih lanjut dalam seminar yang dihadiri oleh ratusan muballigh yang datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan organisasi Sarekat Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi Sarekat Islam lahir lebih dahulu dibanding dengan Budi Utomo. “Organisasi Sarekat Dagang Islam lahir sebagai respon atas ketidakadilan sistem pemerintahan kolonialisme Belanda”, paparnya. Setelah Sarekat Islam, selanjutnya lahir organisasi Muhammadiyah, NU, dan organisasi Islam lainnya. Mereka lahir sebelum Kongres II Pemuda Tahun 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda. “Mereka semua menyatakan diri melawan penjajah”, tuturnya. Tak hanya itu peran ummat Islam. Diingatkan, ulama mempunyai peran besar dalam perumusan Pancasila.

Dari fakta di atas, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menegaskan bahwa peran dan darma bakti ummat Islam kepada bangsa dan negara tak bisa dibantah lagi. Disayangkan saat ini menurut Zulkifli Hasan, ummat Islam dicitrakan tak cinta NKRI.

Dalam acara yang digelar secara hybrid, daring dan luring itu, pria asal Lampung ini mengungkapkan Islam hadir di bumi dengan nilai yang begitu agung. Manusia yang punya akal membenarkan dan menerima ajaran Islam. Dari sinilah Islam berkembang dengan pesat. “Kalau saat ini bahasanya mengglobal”, ujarnya. “Nilai-nilai yang agung itu membuat ummat manusia menjadi terpesona”, tambahnya.

Dengan membawa nilai-nilai agung inilah muncul peradaban baru dalam berbagai bidang, ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, dan kedokteran. “Hal demikian membawa Islam pada masa kejayaan”, tuturnya.

Manusia menurut Menteri Kehutanan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhyono itu membutuhkan kepercayaan. Kepercayaan ini melahirkan nilai-nilai kehidupan. Dari nilai-nilai ini selanjutnya lahirlah tradisi yang akhirnya tradisi itu melembaga. Dari sinilah masalah itu muncul. Masing-masing lembaga, baik itu berbentuk suku, golongan, maupun politik, merasa paling benar sehingga satu sama yang lain saling menyalahkan. “Bahkan saling mengkafirkan”, ujarnya. Hal demikianlah yang disebut oleh Zulkifli Hasan menjadi pekerjaan bagi ummat Islam agar permasalahan ini bisa disudahi.

Zulkifli Hasan mendorong agar para muballigh tidak hanya menyelesaikan masalah internal ummat namun muballigh juga harus terus mengembangkan diri agar bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. “Agar Islam tetap maju dan unggul”, paparnya. “Bila kita berhenti berpikir maka berhentilah pula eksistensi kita”, tambahnya.

Drs. KH. Tatang M. Natsir Fathuddin, Ketua Umum Badan Koordinasi Muballigh Indonesia (Bakomubin), mengatakan seminar yang digelar hari ini untuk merumuskan tentang jatidiri muballigh. “Seminar yang ada untuk menjawab pertanyaan kita tentang apa jatidiri muballigh”, tuturnya. Jatidiri yang ada kelak akan menjadi visi, etos, dan komitmen kebangsaan para muballigh. Nilai-nilai yang ada diharap bisa ditanamkan dalam diri untuk memupuk semangat kebangsaan.

Seperti dikatakan oleh Zulkifli Hasan, Tatang juga sepakat bahwa ulama telah berjasa dalam menegakan NKRI.  


Anggota Terkait :

DR. (H.C.) H. ZULKIFLI HASAN, S.E, M.M.