image

Diskriminasi Hukum dan Disparitas Kesejahteraaan Akar Konflik TNI - Polri

Sabtu, 22 Juni 2013 21:00 WIB

Sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara telah memasuki hari kedua, Sabtu (22/6). Pemaparan materi pertama, tentang Pancasila dan Hakikat Kedaulatan Negara telah dilaksanakan malam setelah pembukaan, dengan pemateri Moh. Jafar Hafsah (Ketua Fraksi Partai Demokrat) dan TB, Soenmandjaja (Fraksi PKS)

Diawali dengan senam dan apel pagi, pemaparan materi hari kedua diawali dengan penyampaian materi tentang Lembaga-Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan yang disampaikan oleh Rahadi Zakaria (Pimpinan Fraksi PDI Perjuangan) dan Wahidin Ismail (Anggota MPR/Kelompok DPD) 

Dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara, yang disampaikan oleh Ibrahim Sakti Batubara (Ketua Fraksi PAN) dan Achmad Dimyati Natakusumah (Pimpinan Fraksi PPP). Pemaparan materi terakhir tentang Bhinneka Tunggal Ika sebagai Perekat Kesatuan Bangsa, disampaikan oleh Lukman Edy (Ketua Fraksi PKB) dan Martin Hutabarat (Ketua Fraksi Gerindra).

Antusiasme peserta pada sesi ini cukup tinggi. Dinamika berkembang hampir di semua sesi pemaparan materi. Para mahasiswa memiliki pendekatan yang kritis, meski sebagian besar masih menggunakan pendekatan media, yang notabene menganut mainstream politik sang pemilik media, sehingga pertanyaan atau ide yang dilontarkan hanya menjadi sebatas “curhat”, bukan analisis yang tajam atas isu-isu aktual.  Pembahasan tentang isu-isu kebhinnekaan dan keindonesiaan banyak memantik kesadaran peserta, khususnya mengenai konflik antar suku, agama dan antar golongan.

Pemaparan materi selesai sekitar pukul 15. 00 WIB, dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Seratus orang peserta dibagi ke dalam lima kelompok kelompok, didampingi fasilitator Anggota MPR. Kelima kelompok, yang masing-masing terdiri dari dua puluh orang, melakukan diskusi kelompok. Dalam diskusi ini, dilakukan analisa terhadap tujuh kasus sampel, yakni Konflik TBI-Polri di OKU, Pembakaran Rumah Ibadah, Pembantaian Petani di Mesuji, Tawuran Pelajar, Pengelolaan Dana Otonomi Khusus, Kekerasan Bermotif SARA dan Toleransi Kehidupan Beragama.  Dinamika berkembang, menghadirkan diskursus yang kritis, mahasiswa diminta melakukan penelaahan yang kritis dengan pendekatan empat pilar. 

Dalam analisa kasus konflik TNI-Polri di Oku, diurai beberapa faktor yang mempengaruhi kasus tersebut. Di kelompok empat dan lima berkembang diskursus tentang diskriminasi penegakan hukum, disparitas kesejahteraan dan perubahan peran TNI-Polri pasca reformasi.