image

HNW Menerima Ketua Parlemen Negeri Trengganu Malaysia; Kedua Parlemen Agar Perkuat Hubungan dan Peran Malaysia dan Indonesia, Termasuk Untuk Bela Palestina Merdeka

Jumat, 19 Juli 2024 18:30 WIB

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid LC., MA., atau HNW menerima kunjungan Yang Dipertuan Dewan Undangan Negeri Trengganu Malaysia,  Dato' Haji Mohd. Nor bin Hamzah dan delegasi. Kedua pihak bertemu di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III, kompleks Parlemen Senayan Jakarta, pada 17/7/2024.  Pertemuan tersebut  berlangsung penuh keakrabaan,  membahas hubungan antar kedua negara, mulai dari masalah Pendidikan, politik, ekonomi hingga dunia internasional. Keduanya juga sepakat pentingnya parlemen Indonesia dan Malaysia meningkatkan peran untuk perkuat hubungan kedua negara.

Menyangkut masalah Pendidikan, Dato' Haji Mohd. Nor bin Hamzah menanyakan perihal kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Termasuk kemungkinan menambah jumlah pertukaran pelajar antar kedua negara. Yang Dipertuan Dewan Undangan Negeri Trengganu mengisyaratkan keinginannya memperbanyak jumlah pelajar dari Malaysia untuk belajar di Indonesia.  

Menyinggung  masalah politik, Haji Mohd. Nor bin Hamzah memuji keberhasilan Indonesia melaksanakan pemilu 2024 dengan baik. Sekalipun perjalanan pemilu kali ini, penuh dengan persoalan yang harus diselesaikan hingga ke Mahkamah Konstitusi.     Ketua Parlemen di Trengganu, itu berharap, Pilkada serentak yang akan segera dilaksanakan, juga akan berlangsung lancar, sesuai harapan masyarakat.

Terkait kondisi dunia internasional khususnya penyerangan Israel terhadap  Palestina, Haji Mohd. Nor bin Hamzah berharap Indonesia sebagai negara muslim terbesar kedua di dunia bisa meningkatkan peran yang sudah dilakukan selama ini. Sementara Malaysia akan menjadi negara yang mendukung sikap dan perjuangan Indonesia untuk
akhiri genosida di Gaza dan penjajahan Israel atas Palestina, agar segera terwujudlah negara Palestina yang merdeka. Di akhir pertemuan,  Haji Mohd. Nor bin Hamzah mengundang Wakil Ketua MPR untuk melakukan kunjungan balasan ke Malaysia, atau menghadiri Konferensi Internasional yang akan mereka selenggarakan di bulan Oktober 2024 yang akan datang.

Menyambut kehadiraan tamunya, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid  menyampaikan bahwa dirinya merasa terhormat, dengan Kedatangan Ketua Parlemen di Trengganu, untuk kali yang kedua sekalipun dengan figur yang berbeda. Menurut Hidayat,  system demokrasi di Malaysia sudah berkembang dengan baik. Sekalipun  system demokrasi yang dibangun di sana memiliki kekhususan dan karenanya tidak sama persis dengan yang dipraktekkan di Indonesia. Yang penting, tetap berorientasi  untuk meningkatkan kemaslahatan dan kemajuan Rakyat dan Negara, dengan terus membangun komunikasi yang lebih meluas bagi kemajuan demokrasi, juga kehidupan berbangsa dan negara. Sekaligus menjadi  Solusi terhadap permasalahan yang ada. Baik ditingkat lokal, regional maupun global.

“Seperti Palestina yang adalah masalah global. Itu bisa jadi ajang pembuktian kemampuan kolaborasi antara Indonesia dan  Malaysia yang memiliki sikap yang serupa terkait Palestina. Dato Sri Anwar Ibrahim (PM Malaysia) bahkan berkomitmen  dukung sikap presiden terpilih Prabowo Subiyanto untuk membantu Palestina,  bahkan bersama-sama mengirim pasukan perdamaian bila ditugaskan oleh PBB.

Keinginan  tersebut, menurut HNW sangat bisa   dilakukan.  Apalagi  negara-negara barat dan timur tengah sangat percaya pada Indonesia dan Malayasia. Baik karena system demokrasinya maupun  Islam moderat  yang berkembang dikedua negara. Untuk itu  baik Indonesia maupun Malaysia perlu melakukan maksimalisasi usaha, misalnya dengan mengajukan koreksi terhadap keterlibatan Israel di ajang olahraga internasional, baik dalam event Olimpiade maupun kegiatan sepakbola di bawah naungan FIFA. Seperti halnya yang sudah dilakukan terhadap Afrika Selatan maupun Rusia.

“Rusia masih diberi sanksi  tidak bisa ikut ajang olahraga dunia, karena menyerang Ukraina .  Afrika Selatan pernah dilarang ikut Olimpiade karena politik apartheidnya. Semestinya sanksi juga diberlakukan terhadap Israel. Karena Israel  sudah lebih lama menginvasi Palestina,  jumlah korbananya juga lebih banyak dibanding dibanding jumlah korban yang diakibatkan serangan Rusia. Padahal selain menginvasi, Israel juga melakukan genosida dan melanggar  berbagai resolusi organisasi internasional.  Israel juga melakukan politik apartheid. Kalau  Rusia  dan Afrika Selatan sudah dijatuhi sanksi, semestinya FIFA dan Komite Olimpiade internasional juga menjatuhkan sanksi keikutsertaan Israel pada ajang olimpiade maupun kegiatan sepakbola di bawah FIFA. Parlemen Indonesia dan Malaysia bisa bekerjasama mendorong agar Organisasi-organisasi Parlemen di berbagai level dunia, menuntut negara-negara mereka untuk  mendukung pemberian sanksi terhadap Israel,” pungkas HNW.


Anggota Terkait :

Dr. H. M. HIDAYAT NUR WAHID, M.A.