image

HNW Sampaikan Pentingnya Ormas Islam Lanjutkan Kontribusi Bangun Peradaban

Senin, 09 Agustus 2021 15:33 WIB

 

Jakarta,- Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA, menegaskan peran historis  Ulama, Pesantren, dan Ormas-Ormas Islam sejak dahulu dalam mewujudkan peradaban Bangsa dan Indonesia merdeka. “Lahir dan merdekanya Indonesia tidak terlepas dari peranan Bapak Bangsa termasuk para Ulama, Pesantren, dan Ormas-Ormas Islam. Oleh karena itu sudah sewajarnya jika Ormas-Ormas Islam dan Pesantren, menjadi pelanjut kiprah mereka dalam memberikan sumbangsih terbaik bagi kemajuan peradaban Indonesia dan masyarakat Dunia,” demikian disampaikan Hidayat kepada keluarga besar, pimpinan, jajaran pengurus Ormas dan santri Pesantren Hidayatullah,  pada acara webinar dalam rangka Milad ke-50 Ormas dan Pesantren Hidayatullah  secara virtual Minggu (8/8/2021).

Anggota DPR RI yang akrab dipanggil HNW ini mengingatkan peran para Ulama, Pesantren, dan Ormas Islam yang telah lama hadir berkiprah di Nusantara. Seperti Pondok Pesantren Sidogiri yang berdiri sejak tahun 1745, begitu pula peran besar Syaikhona Cholil Bangkalan yang menjadi Guru bagi para Kiyai pendiri Pesantren dan Ormas Islam dan menjadi Pahlawan Nasional dan Bapak Bangsa Indonesia. Begitu halnya dengan KH. Hasyim Asy’ari yang dikemudian hari mendirikan Nahdlatul Ulama (1926), juga KH. Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah (1912). Maka wajarlah jika peran dan sejarah emas tersebut melahirkan situasi kondusif bagi penerimaan publik terhadap pesantren, dakwah, dan ormas yang beraqidahkan ahlussunnah wal jamaah. Termasuk juga memudahkan jalan bagi lahir dan diterimanya lembaga kepesantrenan dan Ormas Hidayatullah  di tengah masyarakat yang terus berkembang kiprahnya hingga berusia 50 tahun.  Dan  mempunyai lebih dari 600 cabang di seluruh Indonesia.

Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini  menyampaikan, tidak hanya ajaran ahlussunnah wal jamaah yang diterima luas oleh umat Islam di Indonesia.  Melainkan juga sejarah perjuangan para Ulama, Pesantren, dan Ormas-Ormas Islam dalam mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semua itu  merupakan fakta yang diterima masyarakat Indonesia secara luas. “Pada hari ini masyarakat semakin mengerti, bagaimana peranan para Ulama, Pesantren, dan Ormas-Ormas Islam, dalam mewujudkan Indonesia merdeka dan menghadirkan budaya Bangsa, seperti KH Hasyim Asy’ariy, KH. Wahid Hasyim, KH Mas Mansoer, Ki Bagus Hadikusumo, dan KH. Abdul Kahar Muzakkir sebagai founding fathers Republik Indonesia, Resolusi Jihad, hingga perjuangan para Ulama, Santri, dan Ormas-Ormas Islam dalam menggagalkan pemberontakan PKI yang merongrong kedaulatan Negara yang sah; Republik Indonesia. Semua torehan sejarah tersebut menjadi bukti komitmen umat Islam merawat negara dan memajukan peradaban bangsa untuk disumbangsihkan bagi kemajuan peradaban Dunia, sebagaimana disepakati dalam Piagam Jakarta, atas prinsip yang moderat, kooperatif, demokratis, rahmatan lil ‘alamin. Bukan sebagaimana yang distigmakan oleh sebagian kalangan Islamophobia yang hari ini berusaha menghapus sejarah peran Ulama, Pesantren, dan Ormas Islam,” tegas HNW.

HNW menggarisbawahi kontribusi umat Islam di Indonesia bagi peradaban dunia, terutama dengan pembelaan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina dan penolakan terhadap penjajahan Israel. Sebagaimana termaktub dalam alinea I Piagam Jakarta. Tercatat bahwa KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Hasbullah menegaskan dukungan bagi perjuangan mujahidin Palestina, baik dengan doa maupun dana, jauh sebelum Indonesia Merdeka, sebagaimana tercatat pada Muktamar Nahdlatul Ulama ke-13 di Menes, Pandeglang, Banten, pada 12-15 Juli 1938.

“Tentu saja Hidayatullah   yang selama ini bergerak membantu Palestina merdeka dan menolak penjajahan Israel, juga merupakan kelanjutan dari sikap mensejarah tersebut,” kata HNW.

Oleh karena itu HNW selain ikut menyampaikan ucapan selamat atas 50 tahun kiprah dakwah dan tarbiyah Pesantren dan Organisasi Hidayatullah,  juga menyampaikan dukungan atas kiprah Hidayatullah  untuk hadirnya terobosan-terobosan baru dalam bidang dakwah dan tarbiyah, yang selama ini sudah dijalankan oleh HImidayatullah untuk terwujudnya perbaikan peradaban di Indonesia maupun dunia. Di antaranya: karakter surat-surat Makkiyyah di dalam Al-Quran yang dirujuk oleh Hidayatullah,  yang salah satu ciri khasnya adalah mempergunakan ungkapan umum yang menandakan bahwa ajaran-ajaran Islam itu diperuntukkan bagi seluruh umat manusia. Tapi juga pentingnya melanjutkan dengan karakter surat-surat Madaniyyah yang membahas ethika interaksi di antara warga bangsa yang majemuk/plural seperti warga kota Madinah di awal Hijrahnya RasuluLlah SAW.

Karakter ajaran Al-Qur’an tersebut sejatinya bukan untuk membagi-bagi dan memecah belah umat manusia. Melainkan justru untuk menjadi panduan berinteraksi yang ideal bagi seluruh umat manusia sesuai golongannya.

“Prinsip umum kita dalam berdakwah, bertarbiyah, berinteraksi, dan berperilaku dengan seluruh umat manusia adalah ihsan, hikmah, dan mauizhoh hasanah (nasihat yang baik), tapi juga mujadalah (berdebat) dengan yang lebih baik. Serta prinsip membela bangsa dan negara sebagaimana ada dalam Piagam Madinah serta Perjanjian Hudaibiyah, agar dakwah dan tarbiyah betul-betul menghadirkan perbaikan bahkan kontribusi kemenangan yang berperadaban, sebagaimana menjadi penutup surat-surat Madaniyyah, yaitu surat anNashr. Bahwa kesuksesan peradaban Islam tidak menghadirkan hal-hal yang distigmakan oleh kalangan Islamophobia seperti radikalisme, ekstremisme, terorisme, anti sosial, anti NKRI, dan lain-lain. Melainkan menjadi Rahmatan lil alamin. Ini semakin relevan dan penting, terutama di masa keterbukaan informasi saat ini yang dipengaruhi cara pandang post truth, sehingga semakin banyak orang berbicara sesukanya tentang apa pun sesukanya. Dengan manhaj, visi, potensi dan pengalaman 50 tahun yang dimiliki Hidayatullah,  penting bagi Hidayatullah untuk menjadi pelanjut pemberi kontribusi yang unggul untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di Indonesia, memaksimalkan potensi Bangsa hingga menjadi kontributor bagi kebaikan dan  peradaban Dunia,” tutup HNW.


Anggota Terkait :

Dr. H. M. HIDAYAT NUR WAHID, M.A.