image

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Gus Jazil: Pendidikan Di Indonesia Soal Penting Sehingga Diatur Dalam Konstitusi

Minggu, 02 Mei 2021 17:09 WIB



Wakil Ketua MPR Dr. KH. Jazilul Fawaid SQ. Ma mengucapkan selamat Hari Pendidikan Nasional. “Bangsa Indonesia setiap tanggal 2 Mei memperingati Hari Pendidikan  Nasional,” ujarnya, Jakarta, 2 Mei 2021. Dalam moment inilah menurut Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangktan Bangsa (PKB), kita semua perlu merenungkan pentingnya pendidikan, “dan sejauh mana pendidikan yang ada telah mengangkat harkat dan martabat masyarakat dan bangsa,” tuturnya.

Pendidikan di Indonesia, menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu sangat penting dan vital. Penting dan vitalnya itu dilihat dari Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang menyebut  salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. “Tentunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, jalannya adalah tidak lain dan tidak bukan dengan pendidikan,” tuturnya.

Tak hanya pada pembukaan UUD soal pendidikan dicantumkan, dalam Pasal 31 Ayat 1, 2, 3, dan 4 UUD NRI juga jelas-jelas diamanatkan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, pemerintah mewajibkan setiap warga negara untuk mengikuti pendidikan, dan anggaran pendidikan ssebesar 20 persen dari APBN dan APBD. “Dari pembukaan dan pasal yang ada dalam UUD menunjukan masalah pendidikan diletakan dalam hukum tertinggi di Indonesia,” paparnya. “Hal demikian menunjukan bahwa pendidikan merupakan suatu yang dasar, fundametal, dan basic,” tambahnya.

Hari Pendidikan perlu diperingati menurut Jazilul Fawaid juga untuk mengenang jasa-jasa Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara yang mempunyai nama asli Soewardi Soerjaningrat itu dikatakan oleh Jazilul Fawaid tidak hanya tokoh pendidikan namun juga tokoh pergerakan. Ki Hadjar Dewantara disebut melahirkan sistem pendidikan nasional dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa. “Taman Siswa mengajarkan pendidikan untuk semua, begitu sejarahnya,” tutur Gus Jazil.    
Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu menyebut tak hanya soal perlunya pemerataan pendidikan. Pemerintah diingatkan juga harus membantu pendidikan-pendidikan yang digelar atau dibuka oleh masyarakat atau swasta. “Jangan pendidikan umum dan negeri yang sering mendapat prioritas, pesantren pun juga perlu dibantu dan ditingkatkan kualitasnya,” paparnya.

Jazil Fawaid menekankan pentingnya pemerataan pendidikan sebab anak-anak Indonesia sekolah tidak hanya di sekolah negeri dan di kota besar namun mereka tersebar di berbagai sekolah dari Sabang sampai Merauke. “Pastinya grade atau tingkatan sekolah tidak sama,” tuturnya. “Kalau kita lihat di media massa banyak berita bangunan sekolah mau roboh,” tambahnya. Tak hanya itu, banyak sekolah juga kekurangan fasilitas pendidikan dan jumlah guru. “Banyak pesantren juga mengalami hal yang demikian,” ungkapnya.

Nah menurut Gus Jazil di sinilah pemerintah perlu memberi dorongan, semangat, dan bantuan kepada pendidikan dari segala sektor. “Sesuai dengan slogan pendidkan kita, Ing Ngarso Sun Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani,” ujarnya.

Dirinya berharap pendidikan di Indonesia mampu mengejar ketertinggalan dengan pendidikan negara lain. “Jangan bandingkan dengan Jerman dan Amerika Serikat namun kita bandingkan dengan Malaysia dan Singapura,” tuturnya. “Dengan negeri jiran kita masih tertinggal padahal kita lebih dahulu merdeka dan memiliki banyak sumber daya manusia,” tambahnya. Kunci pendidikan maju menurutnya salah satunya adalah kedisplinan masyarakat. “Negara-negara yang pendidikannya maju, terlihat rakyatnya disiplin,” paparnya.


Anggota Terkait :

Dr. H. JAZILUL FAWAID, SQ., M.A.