image

Pesan HNW Kepada para Hafis(Penghafal alQur’an); Agar Amalkan AlQuran,Menjadi Umat Terbaik, Berkontribusi Bangun Negeri

Rabu, 08 Mei 2024 06:30 WIB

Pesan HNW Kepada para Hafis(Penghafal alQur’an); Agar Amalkan AlQuran,Menjadi Umat Terbaik, Berkontribusi Bangun Negeri

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA, atau HNW mengapresiasi ketekunan  para santriwati dan keikhlasan para ustadzah yang telah mengantar anak didiknya menjadi penghafal 30 juz Al Qur'an. Keberhasilan para santri menghafal, menjadi penanda, bahwa  jumlah Hafis di Indonesia semakin banyak. Demikian juga  pesantren yang menjadikan santrinya sebagai penghafal Al Qur'an juga terus bertambah. Pertanda negara juga peduli terhadap eksistensi Pondok Pesantren termasuk Pesantren untuk menghafal alQuran.

Bisa menghadal Al Quran menurut HNW  adalah karunia Allah  yang sangat penting untuk terus dijaga. Tetapi,  Al Qur'an selain dihafalkan justru agar dapat diamalkan. Meski saat Al Qur'an dihafal dan amalkan, acapkali  menimbulkan fitnah dan kecurigaan, sebagai aksi  teroris dan  radikalisme. Padahal mengamalkan  Al-Qur'an dengan benar,  berarti mengikuti jejak Rasul SAW teladan umat yang justru berakhlak mulia, memiliki jiwa sosial tinggi, memberi manfaat dan menjauhkan mudharat, sehingga bisa membentuk negara yang jauh dari radikalisme, ekstrimisme tapi negara utama yaitu baldatun toyyibatun wa robbun Ghofur.

"Begitulah kandungan ayat-ayat Al Quran pada  periode Mekkah.  Periode yang mengajarkan aqidah/ideologi ; cinta alam,  lingkungan, cinta bangsa dan  negara, menjadi jalan menuju SDM yang terbaik. Dan orang orang yang masuk kategori umat terbaik/  Khoiru ummah, adalah mereka yang membawa Risalah alQuran yang Rahmatan Lil Al-Alamin serta turut mewujudkan Baldatun Toyyibantun Wa robbun ghofur. Itulah sumbang sih yang harus dilakukan secara berkelanjutan dari pesantren dan para penghafal Al Quran," kata HNW.

Pernyataan itu disampaikan Hidayat Nur Wahid, pada acara penyerahan Penghargaan Penghafal Al-Quran Angkatan Ke-empat, Pondok Pesantren Tahfiz Al Quran dan Bahasa Arab Bina Madani, Jalan H.E. Sukma (Gg. Siliwangi), Harjasari, Bogor Selatan, Jawa Barat, Selasa (7/5/2024). Sebanyak 41 santriwati mendapatkan Penghargaan Penghafal Al-Quran Angkatan Ke-empat. Jumlah tersebut menjadikan ponpes Bina Madani telah melahirkan sekitar 130 penghafal putri, sejak berdiri pada 2017.  

Indonesia, menurut Politisi PKS, ini  adalah warisan perjuangan para ulama bersama pahlawan2 bangsa yang harus dijaga agar busa diwariskan dg benar, dengan tidak terjebak pada  framing bahwa santri adalah anti Indonesia. Framing itu fitnah dan salah, dan Itulah salah satu tantangan yang penting dihadapi para penghafal Al Quran. Bukan malah asik dengan dirinya saja  tapi juga berdakwah dan memberi manfaat untuk orang banyak, bahkan untuk bangsa dan negaranya.

Disinggung  masih banyaknya umat Islam yang buta aksara Al Quran, Hidayat menyebut kondisi tersebut harus terus menjadi perhatian. Agar  para penghafal alQuran yang karenanya pasti pintar bacatulis alQuran, penuh optimisme bahwa mereka memiliki  medan juang yang  tengah menanti kiprahnya.

"Apalagi sekarang, fenomena beragama, hidup subur terjadi di mana-mana. Contohnya memakai jilbab, kondisi yang tidak mudah itu kini bisa ditemukan disemua tempat, apalagi untuk mempelajari dan membaca Al Quran, tentunya lebih bisa dilaksanakan. Karena itu  penting memasukkan materi metodologi baca tulis Al Quran dan mengajarkannya, agar para hafis (penghafal alQuran) optimis dengan kegiatan yang dapat mereka kerjakan sesudah selesai menghafalkan alQuran dan terus mengamalkan ajaran alQuran yang menghadirkan SDM unggul yang membangun umat bangsa dan negara serta mengajarkan baca tulisnya kepada masyarakat luas”pungkasnya.

Berdasar data dari Institut Ilmu Qur'an (IIQ) Jakarta, pada 2022 sebanyak 3.111 orang muslim sebagai sampel yang tersebar di 25 Provinsi, 72.25 % diantaranya tidak mampu membaca Al-Qur'an. Jumlah itu meningkat dibanding   data Dewan Masjid Indonesia, yang menyebut, pada 2019 sebanyak 65% dari 223 juta umat musli, di Indonesia tak mampu membaca Al-Qur'an.


Anggota Terkait :

Dr. H. M. HIDAYAT NUR WAHID, M.A.