image

Tinjau KEK Galang Batang, Bamsoet Dorong Hilirisasi Bahan Tambang

Jumat, 18 Maret 2022 07:35 WIB

BINTAN - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad meninjau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang yang ditetapkan Presiden Joko Widodo melalui PP Nomor 42 Tahun 2017 pada 11 Oktober 2017 dan beroperasi pada 8 Desember 2018. Luas area mencapai 2.333,5 hektar. Hingga akhir tahun 2021, jumlah investasi yang telah direalisasikan di KEK Galang Batang mencapai Rp 15,7 triliun, dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 3.480 orang.

"Keberadaan KEK Galang Batang sangat strategis karena menjadi sentra choke point Selat Malaka. Mempunyai akses langsung dengan Selat Malaka dan Laut China Selatan. Tidak heran jika Presiden Joko Widodo menargetkan agar keberadaan KEK Galang Batang mampu menyerap investasi hingga Rp 36,35 triliun pada tahun 2027 mendatang. Sekaligus menyerap tenaga kerja hingga 23.200 orang yang tersebar untuk industri pengolahan refinery sebesar 350 orang, industri pengolahan smelter sebesar 260 orang dan jasa dermaga serta pelabuhan yang berpotensi menciptakan multiplier effect di kawasan tersebut," ujar Bamsoet usai mengunjungi KEK Galang Batang, di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (18/3/22).

Turut hadir antara lain Anggota MPR RI/DPR RI Robert Kardinal, perwakilan Pimpinan PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) Galang Batang George Santos, Pangkogabwilhan I Laksamana Madya TNI Muhammad Ali, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau Gerry Yasid, Danrem 033/WP Brigjen TNI Jimmy Manalu, Wakapolda Kepulauan Riau Brigjen Pol Rudi Pranoto, dan Plt Bupati Bintan Roby Kurniawan.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, industri utama yang beroperasi dalam KEK Galang Batang adalah smelter untuk pengolahan bauksit yang dilakukan oleh PT Bintan Alumina Indonesia (BAI). Pada 25 Januari 2022 lalu, Presiden Joko Widodo telah melepas peluncuran ekspor perdana tahun 2022 Smelter Grade Alumina (SGA) di KEK Galang Batang dengan nilai ekspor mencapai Rp 104 Miliar dengan volume 21.001 ton.

"Selain mengekspor produk Smelter Grade Alumina (SGA), PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) juga akan mengembangkan hilirisasi bauksit sampai aluminium ingot yang direncanakan dapat berproduksi pada 2025 sebanyak 400 ribu ton per tahun. Aluminium ingot sangat diperlukan industri dalam negeri untuk berbagai jenis produk, seperti pelat, billet, scrap, dan bentuk profil yang akan diperlukan dalam banyak proses industri seperti pesawat terbang, kapal, otomotif, dan konstruksi," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia ini menerangkan, langkah tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang senantiasa menegaskan bahwa Indonesia harus mempercepat hilirisasi berbagai bahan tambang untuk menciptakan nilai tambah di dalam negeri. Sehingga Indonesia bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari hilirisasi berupa pajak dari perusahaan, penerimaan negara dan memperluas lapangan kerja.

"Hilirisasi alumina di KEK Galang Batang juga akan menurunkan ketergantungan impor Indonesia terhadap berbagai produk alumina karena kita sudah mulai bisa memproduksi sendiri di dalam negeri. Sekaligus menjadi percontohan bagi KEK di berbagai daerah lainnya untuk menjadi penguat daya saing Indonesia di tengah besarnya tantangan ekonomi global pasca pandemi Covid-19," pungkas Bamsoet. (*)


Anggota Terkait :

Dr. H. BAMBANG SOESATYO, S.E., S.H., M.B.A.