image

Lestari Moerdijat: Kenduri Kebangsaan Aceh Bagian dari Merajut Kebangsaan dan Keindonesiaan

Sabtu, 22 Februari 2020 17:50 WIB

 

Aceh- Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengungkapkan bahwa banyak upaya yang bisa dilakukan untuk merajut kebangsaan dan keindonesiaan yang tidak lepas dari semangat dan filosofi Empat Pilar. Salah satunya dengan menggelar acara &singlequote;Kenduri Kebangsaan&singlequote; bersama Presiden RI di Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu (22/2/2020).

Acara yang digelar di halaman Sekolah Sukma Bangsa Bireuen tersebut, selain dihadiri Lestari Moerdijat juga dihadiri Presiden RI Joko Widodo, beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju, Plt Gubernur Aceh, tokoh agama, tokoh masyarakat dan ribuan masyarakat Aceh

Semangat dan filosofi Empat Pilar, menurut Lestari, jelas terlihat dari maksud, tujuan serta harapan acara tersebut digelar, yakni membangkitkan serta meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Aceh pasca ketegangan pasca pemilu legislatif dan Presiden lalu.

&doublequote;Yang harus diingat dan dimantapkan dalam hati seluruh rakyat Indonesia adalah, kita memiliki nilai-nilai yang sangat baik yang berakar dari jati diri bangsa Indonesia yang luhur. Jika, dalam satu hal terjadi perbedaan maka, nilai-nilai tersebut harus menjadi pegangan dalam bertindak,&doublequote; ujarnya, kepada media massa nasional usai acara.

Hal lainnya yang memunculkan semangat Empat Pilar dari acara kenduri kebangsaan tersebut adalah taglinenya yakni &singlequote;#DariAcehUntukIndonesia&singlequote;. Tagline tersebut mengingatkan rakyat Aceh bahwa menegakkan persatuan dan kesatuan bukan hanya diantara rakyat Aceh semata, namun berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia.

&doublequote; Tagline tersebut juga bisa berarti bahwa upaya merajut kebangsaan yang dilakukan dalam gelar kendurian tersebut bisa menjadi contoh daerah-daerah lain sehingga upaya positif tersebut bisa meluas ke seluruh wilayah Indonesia,&doublequote; tandasnya.

Sekolah Sukma Bangsa, yang menjadi lokasi utama acara kenduri, menurut Lestari, juga telah menampilkan semangat dan fiosofi Empat Pilar. Antara lain, sekolah tersebut banyak menampung anak-anak terlantar korban konflik dan korban bencana dahsyat tsunami dengan memberikan beasiswa penuh. Upaya itu berbuahkan hasil, prestasi akademik dan nonakademik yang diukir anak-anak yang meraih beasiswa tersebut cukup membanggakan.