image

Melestarikan Kesenian Tradisional Di Kota “Bumi Wali”

Jumat, 04 November 2016 22:00 WIB

Kemeriahan malam di lapangan Desa Sendang Jl. Letnan Sucipto Kecamatan Senori, Tuban ‘Bumi Wali’ diwarnai dengan panggung dan tenda yang megah serta ratusan masyarakat yang berbaur dengan pedagang kaki lima di seputaran lapangan. Di tempat inilah MPR RI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tuban menyelenggarakan pergelaran wayang kulit  yang merupakan hiburan rakyat sarat dengan nilai budaya serta mampu menjangkau semua golongan. Pergelaran wayang ini adalah salah satu bentuk metode Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara).

Tepatnya, Jum’at malam (4/11/2016) MPR menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang dikemas dalam bentuk pagelaran seni budaya wayang kulit di lapangan Desa Sendang Jl. Letnan Sucipto Kec. Senori, Kab. Tuban, Jawa Timur dengan dalang Ki Sigid Ariyanto yang menampilkan lakon “Tumuruning Wahyu Tri Margo Joyo”. Pagelaran wayang kulit ini ditonton oleh ratusan masyarakat yang berdatangan dari berbagai daerah Kabupaten Tuban dan sekitarnya.

Pagelaran Wayang ini dihadiri oleh anggota MPR RI yaitu Dr. Hj. Anna Mu’awanah S.E., M.H. (Fraksi PKB), Wasesjen MPR RI Dra. Selfi Zaini dan pemerintah daerah hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban Dr. Ir. Budi Wiyana, M.Si. beserta jajarannya, Ketua DPRD Tuban H. Muhammad Miyadi, Kapolres, Dandim, Tokoh masyarakat dan ratusan warga dari berbagai pelosok Kabupaten Tuban.

Tujuan dari pementasan seni budaya wayang kulit ini, seperti disampaikan oleh Wasesjen. MPR RI Dra. Selfi Zaini yaitu untuk melakukan reaktualisasi terhadap nilai-nilai Pancasila, dalam rangka Internalisasi pemahaman terhadap Empat Pilar MPR RI kepada masyarakat, sosialisasi melalui pagelaran seni budaya adalah salah satu bentuk apresiasi dan langkah konkret MPR RI dalam upaya melestarikan warisan budaya, khususnya wayang kulit yang telah menjadi kekayaan intelektual bangsa Indonesia dan MPR sudah melaksanakan berbagai macam pagelaran seni budaya sesuai dengan budaya dibeberapa kabupaten dihampir seluruh daerah sebagai metode sosialisasi yang sangat efektif dan banyak penggemarnya.

Dr. Ir. Budi Wiyana, M.Si. Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban yang mewakili Bupati Tuban dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada anggota MPR yang hadir pada pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan di desa kecil seperti Kecamatan Sinori, sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui acara pagelaran wayang kulit merupakan bentuk kepedulian terhadap pelestarian kekayaan seni budaya bangsa, dan lebih dari itu untuk mengobati kerinduan masyarakat Tuban terhadap kesenian wayang yang sudah lama tidak bisa menikmati pagelaran semacam ini karena masalah dana, 

“Sosialisasi yang dikemas dalam bentuk wayang kulit diharapkan bisa menjadi asas dan rambu-rambu dalam menyelesaikan segala permasalahan bangsa,” ujar Budi Wiyana lebih lanjut. Karena, melalui acara ini dapat mempertajam pemahaman mengenai Empat Pilar MPR RI di tengah percaturan kehidupan global. Ia berharap, lakon ini diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mewakili Pimpinan MPR RI Anna Mu’awanah dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada pemerintah kabupaten Tuban yang bersedia melaksanakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui pagelaran ini, dan menyampaikan bahwa wayang merupakan salah satu kesenian tradisonal yang masih melekat kuat dan sangat disukai sebagian masyarakat. Kesenian tradisional ini sudah diakui badan dunia UNESCO sebagai salah satu kesenian asli Indonesia. Wayang merupakan peninggalan nenek moyang. Dalam setiap pementasannya mengangkat berbagai kisah yang mengandung nilai-nilai moral dan budi pekerti.

Karena itu, dalam melaksanakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI, pimpinan MPR juga melibatkan seni budaya wayang kulit. Dengan cara ini diharapkan, nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar bisa dengan mudah diterima masyarakat, sekaligus untuk turut melestarikan kesenian tradisional ini, ujar Anna. 

Anna Mu’awanah berharap agar masyarakat bisa mengambil hikmah dan pelajaran baik dan positif dari lakon yang dipentaskan. Pagelaranpun segera dimulai dengan ditandai penyerahan tokoh wayang oleh Anna Mu’awanah kepada dalang Ki Sigid Ariyanto yang mengangkat lakon “Tumuruning Wahyu Tri Margo Joyo” pada pukul 21.00 WIB.  JAS