image

Sosialisasi Di Kota Multi Etnis

Sabtu, 19 November 2016 22:30 WIB

KOTA CARUBAN merupakan kota kecil yang menjadi pusat pemerintahan ibukota Kabupaten Madiun menggantikan kota Madiun, yang tetapkan oleh PP 52 tahun 2010 resmi menjadi ibu kota kabupaten Madiun. Letaknya strategis secara administratif berada di wilayah Kecamatan Mejayan yang berada pada pertigaan jalur lintas antara Ngawi-Nganjuk tanpa melewati kota Madiun. Berdasarkan cerita masyarakat setempat, Caruban berarti “carub” (bahasa jawa), yang artinya campur, sedangakan akhiran (an), adalah menunjukkan tempat. Masyarakat yang bermukim di Caruban merupakan campuran terdiri dari beragam etnis. 

Di kota Multi Etnis inilah MPR RI bersama Pemerintah Kabupaten Madiun menyelenggarakan pergelaran seni budaya Wayang yang menjadi salah satu metode Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara). 

Tepatnya, Sabtu malam (19/11/2016) MPR RI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Madiun menyelenggarakan pagelaran seni budaya wayang kulit di Alun-alun Mejayan, Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Pagelaran ini ditonton oleh ratusan masyarakat yang berbaur dengan pedagang kaki lima dari berbagai daerah Madiun dan sekitarnya yang datang beramai-ramai untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit bersama dalang Ki H. Joko Sunarno yang menampilkan lakon “Amarto Binangun”

Pagelaran Wayang ini dihadiri oleh  anggota MPR RI yaitu Drs. H. Guntur Sasono, M.Si. (Fraksi Demokrat), H. Mohammad Suryo Alam, A.K., M.B.A. (Fraksi Golkar), Eko Hendro Purnomo, S.Sos. (Fraksi PAN), Drs. H. Ibnu Multazam, Dr. Hj. Anna Mu’awanah , S.E., M.H. (Fraksi PKB), Bupati Madiun H. Muhtarom, S.Sos., Ketua DPRD Kabupaten Madiun Drs. Djoko Setiono, Wali Kota Madiun, Kapolres, Dandim dan Tokoh masyarakat dan ratusan warga dari berbagai pelosok Kabupaten Madiun.

Bupati Madiun H. Muhtarom, S.Sos. dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada anggota MPR yang hadir pada pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan di Alun-alun Mejayan, Kecamatan Caruban, sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui acara pagelaran wayang kulit merupakan bentuk kepedulian terhadap pelestarian kekayaan seni budaya bangsa, dan lebih dari itu untuk menghibur masyarakat Madiun akan kesenian wayang yang sudah lama merindukan pagelaran semacam ini.

Mewakili Pimpinan MPR RI, Drs. H. Guntur Sasono, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada pemerintah Kabupaten Madiun yang bersedia melaksanakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui pagelaran ini, dan menyampaikan bahwa wayang merupakan salah satu kesenian tradisonal yang masih melekat kuat dan sangat disukai masyarakat tanpa paksaan. Kesenian tradisional ini sudah diakui badan dunia UNESCO sebagai salah satu kesenian asli Indonesia. 

Dan pada tanggal 1 Juni 2016 lalu MPR RI melaksanakan peringatan pidato Bung Karno di Gedung Merdeka, Bandung dan pada peringatan itu Presiden RI Jokowi menandatangani keputusan Presiden No. 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila, untuk itu marilah kita maknai hari lahir Pancasila itu dengan merawat, menjaga, memelihara, dan merangkul semua lapisan masyarakat termasuk melestarikan seni budaya tradisional yang kita miliki untuk memperkuat NKRI.

Menurut ketua fraksi Demokrat MPR RI itu, dalam melaksanakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI, pimpinan MPR juga melibatkan seni budaya wayang kulit mencontoh dari para Wali Songo saat menyiarkan agama Islam di pulau Jawa melalui seni budaya wayang. Dengan cara ini diharapkan, nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar bisa dengan mudah diterima masyarakat, sekaligus untuk turut melestarikan kesenian tradisional ini, ujar Guntur. 

Pagelaranpun segera dimulai dengan ditandai penyerahan tokoh wayang oleh Guntur Sasono kepada dalang Ki H. Joko Sunarno yang mengangkat lakon “Amarto Binangun” pada pukul 19.15 WIB. Dan Guntur berharap agar masyarakat bisa mengambil hikmah dan pelajaran baik dan positif dari lakon yang dipentaskan. JAS