Minimnya infrastruktur di daerah perbatasan harus menjadi perhatian serius pemerintah. Jangan sampai, pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, tol laut, pelabuhan dan bandara, tidak segera diwujudkan. Pasalnya, infrastruktur merupakan salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan masyarakat perbatasan, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka.
Proses pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, tol laut, pelabuhan dan bandara, bisa secara siknifikan menumbuhkan perekonomian. Karena selama pembangunan berjalan, masyarakat akan mendapatkan pekerjaan dan penghasilan. Masyarakat juga bisa turut berjualan, sesuai kebutuhan para pekerja.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Dr. (HC) H. Oesman Sapta, saat menjadi pembicara tunggal pada acara Dialog Pilar Negara, pada Senin (2/2). Pada kesempatan tersebut Wakil Ketua MPR membahas tema Percepatan Pembangunan Di Wilayah Perbatasan.
Pembangungan infrastruktur menurut H. Oesman Sapta, menjadi salah satu kunci bagi peningkatan kesejahteraan kawasan perbatasan. Karena tersedianya jalan, jembatan, pelabuhan dan bandara yang memadai, turut membantu mobilitas perekonomian, baik dari dalam maupun dari luar. Ketersediaan infrastruktur juga mampu memangkas jarak dan waktu. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan harga-harga kebutuhan yang lebih bersaing dari sebelumnya.
“Jangan sampai seperti masyarakat Papua, mereka dipaksa membeli semen hingga Rp 1 juta per sak. Padahal di sini semen harganya hanya Rp 50.000”, kata Oesman Sapta menambahkan.