image

Hidayat: Tokoh PUI Ikut Berjuang Mendirikan NKRI

Selasa, 14 Maret 2017 16:05 WIB

Sejarah mencatat, banyak tokoh dari organisasi Islam yang turut membidani lahirnya bangsa Indonesia. Ada yang dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama hingga Persatuan Umat Islam (PUI). Malah, tiga  orang Pendiri PUI tercatat sebagai  anggota Badan Penyelidik  Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ketiga pendiri PUI, itu adalah,  Ahmad Sanusi,  Abdul Halim dan Mr. Rd Syamsuddin. 

Karena itu tidak ada alasan untuk mencurigai,  apalagi menuduh umat Islam Indonesia anti toleransi. Terbukti,  sejak berdirinya Indonesia, banyak tokoh dan masyarakat Islam yang berjuang untuk berdirinya Indonesia. Bahkan teks Pancasila yang ada sekarang, diantaranya merupakan jasa dan pengorbanan umat Islam. Umat Islam rela dihapuskannya tujuh kata dalam piagam Jakarta. 

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR dihadapan anggota Persatuan Umat Islam Wilayah DKI Jakarta. Acara tersebut berlangsung di sekretariat Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Umat Islam DKI Jakarta, Jln. Galur Jaya Kampung Rawa Johar Baru Jakarta Pusat, Selasa (14/3).  

Karena itu munculnya fenomena dalam pilkada Jakarta yang mengatakan umat Islam anti toleransi sangat tidak tepat. Tuduhan tersebut disampaikan orang yang tidak bertanggung jawab, dan tidak mengenal sejarah pengorbanan umat Islam terhadap bangsa dan negara Indonesia. 

Pada kesempatan itu, Hidayat mengingatkan pentingnya dunia pendidikan. Menurutnya pendidikan merupakan sarana untuk memajukan masyarakat. Karena itu  PUI harus senantiasa memperhatikan persoalan pendidikan. Apalagi,  pendidikan merupakan salah satu tugas pemerintah yang diamanatkan dalam  Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 

"Tidak benar kalau ada ancaman, jika calon gubernur ini tidak jadi maka program pendidikan akan berhenti. Ancaman itu tidak berlaku dan sangat menyesatkan", kata Hidayat menambahkan. 

Bagi anggta Persatuan Umat Islam, kawasan Galur Jaya,  Kampung Rawa Johar Baru Jakarta Pusat, adalah wilayah yang Istimewa. Karena di sinilah dulu, pendiri PUI Ahmad Sanusi menjadikan Galur Jaya sebagai wilayah dakwahzn selama Dijadikan tahanan oleh pemerintah Belanda. Karena itu, wajar, jika di Galur Jaya, ini PUI tumbuh dengan subur.