image

Ketua MPR: Meski Banyak Mazhab, Ummat Islam Di Indonesia Bersatu

Rabu, 30 November 2016 11:35 WIB

Saat memberi sambutan dalam International Conference on Islamic Unity for Progressive Muslim, 30 November 2016, di Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam dan terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama namun bisa hidup berdampingan. “Keragaman adalah rahmat,” ujarnya. “Kami saling menghormati, hidup berdampingan dengan aman,” katanya. “Di Indonesia banyak mazhab,” tambahnya.

Lebih lanjut Zulkifli Hasan mengatakan, dirinya selalu menyampaikan pesan untuk hidup bersama dalam persatuan dan menyingkirkan perbedaan. “Dengan umat lain kita menghormati apalagi sesama umat Islam,” paparnya. “Apapun mazhabnya kita harus saling menghormati,” tambahnya.

Di hadapan para delegasi dari berbagai negara, seperti dari Iran, Zulkifli Hasan mengungkapkan tantangan umat Islam yang dihadapi saat ini adalah soal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekonomi. Dalam menghadapi tantangan tersebut, ditegaskan agar umat Islam dunia menyingkirkan perselisihan. “Fokus kita adalah merebut ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekonomi,” ucapnya. Bila bidang-bidang itu dikuasai oleh umat Islam maka umat Islam akan mengalami kejayaan. “Kalau bidang-bidang itu tidak dikuasai, mustahil kita jaya,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Zulkifli Hasan memberi apresiasi kepada Iran. Negeri para mullah itu tetap bisa bertahan meski diembargo. “Embargo bukan halangan bagi Iran untuk tetap maju,” katanya. Bahkan disebut Iran dalam masa-masa itu mampu berperan dalam dunia internasional.

Diungkapkan pula di tahun 1970-an, negara-negara Islam di Timur Tengah dan Afrika bagian utara mengalami masa damai dan makmur. Namun diakui oleh Zulkifli Hasan, masa-masa itu tidak terjadi pada masa-masa saat ini. “Apa yang kita saksikan sekarang?” Dirinya melihat ada perubahan-perubahan yang dipaksakan di negara-negara tersebut. ”Ini sangat memilukan,” paparnya. “Kemarahan yang terjadi tidak akan menyelesaikan masalah,” tambahnya.

Zulkifli Hasan membandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki perbedaan agama dan bahasa namun memiliki masyarakat Ekonomi Asean (MEA). “Kita bisa bersatu, kita bisa menghormati,” ujarnya. Dirinya menanyakan mengapa di Timur Tengah tidak bisa bersatu. Padahal di kawasan itu sedikit perbedaan. Etnis, agama, dan  bahasanya adalah sama. Zulkifli Hasan mengharap agar kita jangan mau diperalat pihak lain.

Untuk itu dirinya menyambut konferensi itu. Dirinya yakin acara itu sangat berarti. “Mudah-mudahan bisa memberi kesadaran bersama,” harapnya. “Kita harus menjadi ummat yang bisa dijadikan contoh,” tambahnya.