image

Mahyudin: Demo Rawan Disusupi Dan Ditunggangi

Senin, 21 November 2016 14:30 WIB

Wakil Ketua MPR Mahyudin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi mengadakan demo kembali setelah demo besar pada 4 November 2016. Pasalnya, substansi demo telah dipenuhi sehingga tidak perlu demo lagi.

"Setelah demo besar pada 4 November, secara subtansi sudah tidak perlu demo-demo lagi. Tidak usah ada demo-demo lagilah," kata Mahyudin kepada wartawan usai menyampaikan sosialisasi Empat Pilar MPR di SMAN 6 Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (21/11/2016).

Setelah demo besar pada 4 November 2016 terdengar kabar akan ada lagi demo besar pada Jumat 25 November 2016. Namun Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI menyebutkan akan kembali berunjuk rasa pada 2 Desember 2016 untuk menuntut Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dugaan penistaan agama agar ditangkap dan ditahan.

Menurut Mahyudin, tuntutan para pendemo saat melakukan aksi pada 4 November 2016 sudah dipenuhi yaitu meminta Ahok untuk diproses secara hukum. "Sekarang Ahok sudah tersangka jadi untuk apa demo-demo lagi. Tujuannya untuk apa demo-demo lagi," tanya Mahyudin.

"Demo itu bahaya. Rawan disusupi, rawan ditungangi penumpang gelap. Nanti yang susah kita juga, rakyat juga," imbuhnya.

Karena itu Mahyudin mengimbau untuk tidak melakukan unjuk rasa lagi. "Jadi saya imbau tidak usahlah demo-demo lagi. Kita dukung pemerintah sekarang yang menjalankan program-program sesuai misi visi presiden. Kalau ada yang semangat mau jadi presiden maju tahun 2019, jangan sekarang," katanya.

Mahyudin menambahkan dari dulu Bhinneka Tunggal Ika diuji terus. Dari dulu perbedaan dan perpecahan sudah ada. "Kita merdeka baru 71 tahun. Dalam perjalanannya kita mengalami ujian. Dulu ada pemberontakan DI/TII, ada Permesta, ada G30 S. Jadi kebhinnekaan itu bukan luntur tapi sedang diuji," jelasnya.

Tetapi Mahyudin berpendapat belakangan ini semangat Bhinneka Tunggal Ika semakin kuat. Dia mencontohkan kita Balikpapan. "Contohnya Balikpapan. Balikpapan ini miniatur Indonesia. Semua suku ada di sini, semua agama ada di sini, mereka rukun. Tidak pernah ada perkelahian antar suku, antar agama. Tidak ada pertikaian yang berbau sara. Balikpapan ini yang paling kondusif. Saya kira Indonesia perlu belajar di Balikpapan ini," pungkasnya.