image

Sohibul Iman: Jangan Karena Berbeda Agama Kita Tidak Bersatu

Sabtu, 11 Juli 2015 14:40 WIB

Anggota Fraksi PKS MPR Dr. Mohamad Sohibul Iman mengatakan, agama sebetulnya sangat kaya akan sumber inspirasi tapi tidak kita gunakan untuk membangun peradaban. Tapi, malah kita menjadi kontibutor perabadan. 


Sohibul menyatakan hal itu di depan sekitar 300 peserta seminar nasional yang diselenggarakan Fraksi PKS bekerjama dengan MUI Kota Depok di Ruang Yudhistira 2 Hotel Santika, Jl. Margonda, Jumat sore, 10 Juli 2015. 


Sebagai salah seorang narasumber dalam seminar bertajuk: Peran Masyarakat Agama dalam Menjaga Kebhinnekaan dan Kedaulatan NKRI, Sohibul mengawali ceritanya ketika dia kedatangan tamu Wakil Dubes Jepang di kantornya beberapa waktu silam. 


Waktu itu, kala Sohibul, Wakil Dubes Jepang  mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya. "Apa yang Anda gambarkan, Anda cita-citakan dengan Indonesia di masa akan datang?, begitu pertanyaannya.


Mendapat pertanyaan itu, Sohibul menjawab: "Saya ingin melihat Indonesia seperti negara Anda, tapi Indonesia yang beragama, Indonesia yang religius." Wakil dubes itu kaget, dia tidak percaya kalau  peradaban dan religius bisa digabung.


Di Jepang tidak beragama, tapi peradabannya luar biasa. Karena tak beragama, kasus bunuh diri  tiap tahunnya mencapai 20.000 orang. Penyebabnya kadang  sepele. Menurut Sohibul, ada kasus bunuh karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Jadi, harga dirinya sangat tinggi.


Singkat cerita, setelah tahu keinginan Sohibul,  Wakil Dubes Jepang itu menyatakan: "Saya tunggu, keinginan Anda itu. "Ini tantangan buat kita, karena menurut mereka agama itu tidak kompatibel dengan peradaban," ujar Sohibul Iman.


Maka, menurut Sohibul, kalau kita yakin agama sebagai sumber dalam membangun akhlak maka akan menghilangkan keraguan Wakil Dubes Jepang itu. Dan, yang paling penting, ada tiga hal yang harus kita miliki, yaitu: rasa untuk memiliki, rasa kebersamaan, dan saling percaya di antara kita.


"Jangan sampai berbeda agama, berbeda etnik, membuat kita tidak bersatu," ujar politi PKS ini.