image

Sudan Puji Pemilu Sukses

Rabu, 04 Februari 2015 14:50 WIB

Satu persatu duta besar negara sahabat melakukan kunjungan kepada Ketua MPR. Pada Selasa, 4 Februari 2015, giliran Duta Besar Sudan. Duta Besar Sudan, Abd Al Rahim Al Siddig Mohamed, diterima oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan di ruang kerjanya, Lantai 9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta.

“Terima kasih atas kunjungan yang mulia,” ujar Zulkifli. Dikatakan hubungan kedua negara, Sudan dan Indonesia, telah terjalin dengan baik dan dekat. Kepada Al Siddig diungkapkan bahwa Indonesia telah melakukan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden yang semuanya berjalan sukses, aman, dan lancar termasuk saat pelantikan Presiden. “Allhamdulillah,” ucap syukur pria asal Lampung itu.

Menurut Zulkifli hubungan kedua negara tak mengalami hambatan. “Tak ada masalah secara politik,” ungkapnya. Untuk itu dirinya berharap hubungan kedua negara ditingkatkan di segala bidang termasuk antarparlemen dan antar masyarakat.

Disambut dengan hangat dan ramah, membuat Al Siddig merasa tersanjung. Dirinya mengucapkan selamat atas terpilihnya Zulkifli sebagai Ketua MPR. Diakui dirinya mengikuti proses-proses politik yang terjadi di Indonesia. “Saya mengikuti secara berkala perkembangan politik di Indonesia,” ujar Al Siddig.

Disampaikan kepada Zulkifli bahwa di bulan April 2015, Sudan juga akan melakukan Pilkada, Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden. Disebut dalam Pemilu Presiden ada 15 calon Presiden yang diusung oleh ratusan partai politik. Membludaknya calon Presiden bisa jadi seperti yang dikatakan oleh Al Siddig bahwa konstitusi di negeri itu menjamin adanya kebebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul.

Dalam kunjungan yang didampingi oleh salah satu staff Kedutaan Besar Sudan, Al Siddig mengucapkan terima kasih kepada peacekeeping dari Indonesia yang telah berperan serta dalam menjaga perdamaian di negaranya. Dikatakan peacekeeping dari Indonesia sangat popular di sana. “Karena memiliki agama yang sama, Islam,” ungkapnya.  

Dengan adanya peacekeeping membuat kondisi keamanan di Sudan makin lama makin membaik sehingga DK PBB akan menarik sejumlah pasukan perdamaian. Namun dirinya berharap agar jumlah peacekeeping dari Indonesia jumlahnya dipertahankan.

Dalam kesempatan itu, Al Siddig mengabarkan bahwa parlemen negaranya telah mengunjungi Parlemen Indonesia pada Februari 2013. Dalam kunjungan itu telah ditandatangani MOU. Diharapkan kerja sama yang terjalin tidak hanya di bidang kelegislatifan namun juga di bidang lain seperti peningkatan kerja sama ekonomi.

Indonesia dan parlemennya bagi Sudan bisa saja dianggap penting sehingga dua minggu yang lalu Parlemen Sudan melakukan pertemuan dengan Komisi IV DPR. Dalam kesempatan itu, Sudan ingin belajar bagaimana produksi beras di sana bisa meningkat seperti di Indonesia. Untuk itu Sudan telah menyiapkan lahan seluas 80 hektar. Dalam proyek rintisan itu disebut tenaga ahli dan alat pertanian dari Indonesia sudah berada di negara itu.

Al Siddig pun membawa kabar gembira bagi bangsa Indonesia. Kabar gembira itu adalah negaranya memberikan beasiswa kepada masyarakat di sini bila ingin belajar di sana tentang hukum dan sistem ekonomi Islam. “Sudah ada 70 mahasiswa Indonesia belajar di Sudan,” ujarnya.

Di akhir kata, duta besar itu mengharap kepada Zulkifli agar mendorong investor dari Indonesia untuk menanamkan investasinya di Sudan. “Sudan adalah pintu gerbang menuju Afrika,” ujarnya. Menjadi pintu gerbang Afrika sebab negara itu dikeliling oleh 8 negara lain. Soal keamanan, Al Siddig mengatakan tak perlu kahwatir sebab relatif aman dibanding dengan negara-negara tetangganya. “Bahkan kami mempelopori perdamaian di Libya dan Mesir,” ujarnya.