Anggota Kelompok Dewan Perwakilan Daerah (DPD) M. Asri Anas, mewakili Pimpinan MPR RI membuka Pagelaran Seni Budaya tradisional Provinsi Sulawesi Barat, dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Acara tersebut berlangsung di Lapangan bola Desa Batetangnga, kompleks Pondok Pesantren DDI Al Ihsan Kanang, Desa Batetangnga Kecamatan Binuang Kabupaten Poliwali Mandar, Sulawesi Barat, Sabtu (22/4) malam.
Dalam sambutannya, Asri antara lain mengatakan, seni adalah bagian dari peradaban, serta kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu seni budaya memiliki kedekatan dengan masyarakat. Oleh MPR, kedekatan seni budaya dengan masyarakat, itu dimanfaatkan untuk melaksanakan sosialisasi empat pilar MPR. Dengan pagelaran seni budaya, MPR juga berharap bisa berkontribusi dalam mengairahkan seni tradisional di tengah maraknya budaya asing.
Pancasila, menurut Asri mengajarkan budaya saling menghargai, menghormati dan bekerjasama. Karena itu tidak sepantasnya masyarakat Indonesia yang memiliki Pancasila hidup dengan individualisme dan mementingkan diri sendiri.
"MPR siap menjadi bagian dari bangkitnya seni budaya nusantara termasuk di Poliwalimandar", kata Asri menambahkan.
Sebelumnya Asisten II bidang Ekonomi pembangunan Darwin Badaruddin mewakili Bupati Polman mengatakan pemkab Poliwali Mandar selalu menggalakkan senibudaya tradisional. Bahkan festival senibudaya Polman tahun 2017, ini memasuki tahun ke 13. Rencananya akan ada 10 negara yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Festival Poliwali Mandar menurut darwin bertujuan untuk mempertahankan seni budaya Polman yang makin luntur. Dan menggali kembali seni budaya Polman yang sudah terlupakan masyarakat, agar tetap lestari dan bisa dipelajari kembali oleh generasi muda. Ini penting karena Polman adalah Induk seni budaya Mandar.
Selain Asri Anas dan Asisten II bidang Ekonomi pembangunan pemkab Polman, acara tersebut juga dihadiri Kepala biro administrasi dan pengawasan Sekretaris Jendral MPR RI Suryani SH, Camat Binangun Budiarti Mistari M. Si, Kepala Desa Batetangnga Ahmad Said SH dan ratusan warga masyarakat.
Pagelaran seni Budaya Sulawesi Barat itu menampilkan enam tarian asli Polman. Antara lain Tari tomi payung, tarian ini berkisah tentang masuknya Islam di Mandar, kemudian tari Toerang Batu, mengisahkan keberanian masyarakat Polman berjuang melawan penjajah. Selain itu ada juga tari Semandila Suling dan Mapparentang.
Selain tari-tarian dan musik, acara tersebut juga menampilkan puluhan makanan khas Sulawesi Barat dari berbagai bahan dasar. Mulai dari beras ketan, ubi hingga singkong. Berbagai makanan dan jajanan itu antara lain, doko-doko, Kandora, Sinole, Kandora Rakan, Gogos Lojo, Lebu, Palopo Lebu-lebu, Bandang, hingga Beppa Pe'nyek,
Pelaksanaan Pagelaran seni budaya, ini sempat tertunda beberapa lama akibat hujan yang turun sangat lebat. Tetapi setelah hujan reda, berbarengan dengan kedatangan penonton yang makin banyak acara tersebut pun bisa terlaksana dengan baik. Anak-anak, kaum remaja hingga muda mudi dan orangtua ikut menyaksikan pagelaran acara tersebut hingga rampung.