image

Wakil Ketua MPR EE Mangindaan Sosialisi Empat Pilar Di Kampung Halamannya.

Selasa, 16 Juni 2015 12:23 WIB

Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam ke arah selatan -- melalui gunung Lokon --  dari Kota Manado, maka  tibalah di Kota Amurang. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) ini menjadi salah satu tujuan selama kunjungan kerja Wakil Ketua MPR EE Mangindaan di Sulawesi Utara (Sulut). Bagi Mangindaan, kunjungan ke Minsel ini sama saja pulang kampung, karena di sinilah  mantan Gubernur Sulut ini dilahirkan.

 

Di sinilah, Kota Amurang, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bekerjasama dengan PGRI Kabupaten Minsel menyelenggarakan  Sosialisasi Empat Pilar pada hari kedua kunjungan EE Mangindaan di Sulawesi Utara. Acara berlangsung Selasa, 16 Juni 2015, di Gedung Pertemuan Restoran New Century, Jl. Trans Sulawesi, Kecamatan Buyungon, Amurang.


Sekitar 300  kepala sekolah beserta guru PKn dan para pengawas sekolah dari  semua tingkatan sekolah, mulai dari SD hingga SLTA, di Kabupaten Minsel tercatat sebagai peserta. 


Kegiatan ini melibatkan lima anggota MPR RI dari Kelompok 7 Badan Sosialisasi MPR  sebagai narasumber. Mereka adalah: Instiawati Ayus, SH, MH (kelompok DPD),  Drs. Sirmadji, MPd (Fraksi PDI Perjuangan), Bowo Sidik Pangarso, SE (Fraksi Golkar), Hj. Irma Narulita, SE (Fraksi PPP), dan Elnino M. Husein Mohi (Fraksi Gerindra).


Pada acara yang juga dihadiri Kepala Badan Kesbangpol Linmas Pemkab Minsel Drs. Alex Slat  mewakili Bupati Minsel ini, Wakil Ketua MPR EE Mangindaan mendapat kehornatan menjadi pembicara utama dan sekaligus membuka secara resmi Sosialisasi Empat Pilar di kabupaten penghasil kopra dan cengkih terbesar di Sulut dan lumbung holtikultura untuk Indonesia bagian Timur ini.


Wakil Ketua MPR EE Mangindaan dalam pidatonya menyatakan, nasib generasi mendatang terletak di tangan guru. Karena tugas guru mendidik generasi bangsa untuk menghasilkan generasi yang menguasai ilmu dan teknologi, generasi yang memiliki nilai-nilai moral, dan generasi yang memahami nilai-nilai yang menjadi jati diri bangsa, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.


Menurut Mangindaan, para guru yang menjadi peserta sosialisasi Empat Pilar  ini sebenarnya sudah paham akan nilai-nilai Empat Pilar dan bahkan sudah melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Kalau belum mendalam maka kita dalami melalui sosialisasi ini. "itulah saya katakan sosialisasi untuk para guru ini hanya untuk refreshing," ujar Mangindaan.


Dalam kesempatan itu, Mangindaan kembali mengingatkan bahwa tantangan kita mendatang, terutama di akhir 2015 adalah era globalisasi. Di era globalisasi ini, menurut Mangindaan, batas negara kabur. Nilai-nilai asing bebas masuk dan memengaruhi kita. Begitu pula nilai-nilai yang kita miliki bebas pula memengaruhi bangsa lain. 


"Maka, kita tidak boleh goyah oleh nilai-nilai asing, karena kita memiliki jati diri bangsa, yaitu ideologi Pancasila," ujar Mangindaan seraya mengatakan, dia tidak bisa menolak ketika diminta bersama kelompok 7 melakukan sosialisasi di Kabupaten Minsel. "Ini sama saja dengan pulang kampung," katanya.