image

Wakil Ketua MPR: Kembali Ke NKRI Setelah Mosi Integral Natsir

Selasa, 04 April 2017 11:00 WIB

Problem kebangsaan dari umat Islam yang diragukan oleh sebagaian kalangan ditepis oleh Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. “Lahirnya Mosi Integral Muhammad Natsir merupakan bukti betapa pedulinya politisi Islam terhadap kondisi negara yang terpecah-pecah karena hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda yang mengharuskan Indonesia berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) dan terdiri dari beberapa negara bagian,” katanya.

Hidayat Nur Wahid mengatakan demikian saat dirinya menjadi pembicara dalam Seminar Fraksi PKS yang digelar di Gedung Parlemen, Jakarta, 3 April 2017. Dalam seminar yang bertema ‘Menolak Lupa, Memperingati Mosi Integral Natsir,’ tersebut dikupas mengenai catatan sejarah Mosi Integral Muhammd Natsir yang menyatukan kembali bangsa Indonesia ke dalam wadah bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Hal demikian sebagai bukti betapa antara keislaman dengan politik, tidak bisa dipisahkan,” ujar Hidayat Nur Wahid di hadapan para peserta seminar.  

Hidayat Nur Wahid menambahkan sejak awal tokoh Islam amat mencintai Indonesia, sehingga tidak heran tokoh seperti Muhammad Natsir memiliki gagasan untuk menghindari Indonesia dari perpecahan. “Muhammad Natsir terus memperjuangkan gagasan itu kepada semua partai politik di parlemen untuk membentuk kembali NKRI yang sesuai dengan cita-cita proklamasi dan UUD NRI Tahun 1945,” paparnya.

Menurut Hidayat Nur Wahid, NKRI berdiri kembali setelah adanya Mosi Integral yang diperjuangkan oleh Muhammad Natsir. Mosi ini dilaksanakan dengan ditandai dibubarkannya RIS pada 17 Agustus 1950. “Mengacu pada catatan sejarah bisa dikatakan tidak mungkin Umat Islam dianggap tidak cinta NKRI,” katanya.

Mosi Integral Natsir bagaimanapun juga telah menjadi jalan paling elegan kembali ke NKRI yang mampu bertahan hingga saat ini. Sehingga umat Islam dan semua elemen bangsa wajib menjaganya dari pihak-pihak yang mencoba memecahnya. “Umat Islam dan semua elemen bangsa harus terus bersatu untuk tetap menjaga keutuhan NKRI yang benar-benar diharapkan dan dicita-citakan oleh para ‘founding fathers’,” katanya.

Ini penting sebab menurut Hidayat Nur Wahid, Mosi Integral Natsir juga mengandung adanya pesan persatuan seluruh kompoten bangsa. Mengingat konsep itu tidak akan terwujud tanpa adanya semangat persatuan dari semua kekuatan politik yang ada saat itu. “Bagaimanapun juga gagasan Mosi Integral tidak akan tercapai tanpa dukungan semua kekuatan politik yang ada saat itu,” ujarnya. Dengan semangat persatuan, kehadiran Natsir sebagai Ketua Fraksi Masyumi, bersama kekuatan-kekuatan politik di parlemen lintas ideologi mampu menghasilkan konsep brilian untuk menyelamatkan Indonesia dari perpecahan.